RATNA KUMARA

"Jangan Berbuat Jahat, Perbanyak Kebajikan, Sucikan Hati dan Pikiran, Inilah Ajaran Para BUDDHA"

KASINA-BHAVANA

SEPULUH ( 10 )



KASINA


“ Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa”

Salam Damai dan Cinta Kasih … ,

Dibawah ini kami akan menyajikan uraian dari ajaran Sang Guru Agung, Guru para Deva dan Manussa, ialah Sang Buddha Gotama, mengenai pokok-pokok meditasi sepuluh (10) Kasina. Uraian ini kami ambil dari buku “Kammatthana ;  Objek-objek Perenungan dalam Meditasi”, yang diketik dan disusun oleh Bhikkhu Guttadhamo, diterbitkan oleh Vihara Tanah Putih, Semarang.

Sepuluh ( 10 ) Kasina termasuk dalam empat-puluh ( 40 ) pokok Kammatthana yang terdiri dari sepuluh ( 10 ) symbol latihan pemusatan pikiran yang dilakukan secara terpisah dan dikelompokkan dengan nama Kasina atau Kasina Yatana.

Enam Kasina sangat cocok / sesuai sebagai Kammatthana untuk Saddha Carita. Keenam kasina tersebut yaitu :

1. Pathavi kasina = wujud tanah

2. Apo kasina = wujud air

3. Teja kasina = wujud api

4. Vayo kasina = wujud udara atau angina

5. Aloka kasina = wujud cahaya

6.Akasa kasina = wujud ruangan terbatas

Sedangkan keempat ( 4 ) kasina yang lain sangat cocok / sesuai bagi anda yang mempunyai dosa carita. Keempat kasina tersebut yaitu :

1. Nila kasina = wujud warna biru

2. Pita kasina = wujud warna kuning

3. Lohita kasina = wujud warna merah

4. Odata kasina = wujud warna putih

Kammatthana ini telah digunakan sebagai suatu cara untuk menghasilkan Jhana. Di dalam Anguttara Nikaya dinyatakan, pengembangan Jhana-Jhana melalui salah satu dari sepuluh ( 10 ) Kasina atau lebih dinyatakan sebagai cirri dari pengikut-pengikut Sang Buddha yang berbakti. Dalam Anguttara Nikaya, I.41 disebutkan =

“ Para Bhikkhu, seorang Bhikkhu yang mempraktikkan ( Jhana ) pathavi Kasina sekalipun hanya sesaat, untuk sejentikan jari-jari tangan saja, dikatakan menjadi seorang Bhikkhu yang tidak kosong dari Jhana, yang mengikuti ajaran Sang Guru yang berlaku sesuai dengan nasihatnya, dan yang sesuai untuk menerima makanan yang dipersembahkan oleh penduduk atau pengikut-pengikut setia. Berapa banyak lagi bagi mereka yang mempraktikkan lebih banyak.

Pernyataan tersebut juga dinyatakan senada pada tiap-tiap Kasina yang lain, dari kesepuluh ( 10 ) kasina.

Dalam Kitab-kitab suci yang dikisahkan bahwa diantara siswa-siswa Sang Buddha pada awal-awal pembabaran Dhamma yang dapat mencapai pengetahuan Sempurna melalui Kammatthana ini.

“ Dan juga, Udayi, Saya telah menerangkan metode kepada siswa-siswa-Ku mengembangkan sepuluh ( 10 ) Kasina ( Dasa Kasinayatana ) ; sseorang membentuk nimitta dari Pathavi Kasina, diatas dibawah, di sekeliling dalam arti di dalam kesatuan ( Atvayam ), dan tak terbatas ( Appamanam ). Seseorang membentuk nimitta dari Apo Kasina… Tejo Kasina… Vayo Kasina… Nila Kasina… Pita Kasina… Lohita Kasina… Data kasina… Akasa kasina… Vinnana kasina, di atas, di bawah, di sekeliling seperti di dalam kesatuan dan tak terbatas. Di dalam praktik ini banyak diantara siswa-siswa-Ku yang telah mencapai puncak kesempurnaan pengetahuan yang luar-biasa ( Abhinna-vosana-parami )” ( Majjhima Nikaya.77. )

Metode meditasi Kasina ini, seperti yang telah diterangkan di dalam Kitab-kitab suci, adalah khas Buddhistik, karena belum diketemukan sebagai suatu ajaran atau praktek dalam aliran-aliran non-Buddhis manapun.

Namun, terdapat petunjuk-petunjuk di dalam Nikaya-nikaya yang menyatakan bahwa telah menjadi praktik dari beberapa petapa sebelum agama Buddha. Dalam Anugttara Nikaya.V.46, Kali-Upasika sebelum bertanya kepada Maha-Kaccayana Thera tentang alasan mengapa Sang Buddha sendiri adalah seorang Jhayi yang tidak dapat dibandingkan seperti yang telah dinyatakan di dalam syair-syair Kumari-panna sebagai berikut :

“ Saya ( Kali-Upasika ) sendiri sebagai seorang Jhayi, menyadari kebahagiaan, dan telah mencapai tujuan terakhir, kedamaian di dalam hati, mengalahkan makhluk-makhluk yang mengikuti kesenangan dan kegembiraan ( inderawi ), saya tak dapat dibandingkan dengan orang-orang seperti mereka, tak ada perbandingan yang terdapat diantara diriku dengan siapapun juga. “

Maha-Kaccayana Thera menjawab, “ Upasika, beberapa petapa-petapa dan Brahmana-Brahmana juga telah menyelesaikan pencaharian terhadap kebahagiaan sampai pada batas pencapaian ( Jhana ) Pathavi-Kasina, dan berpikir bahwa hal itu sebagai titik akhir. Tetapi Sang Buddha menyadari ketidaksempurnaannya, bebas dari hal itu dan pengetahuan akan pandangan terang berkenaan dengan salah-jalan. “ ( Demikian pula dikatakan berkenaan dengan kasina-kasina lainnya. )

Di dalam Pancattaya Sutta ( Majjhima Nikaya.102 ), diterangkan dasar-dasar dari pandangan salah, disebutkan “ Vinnana-kasina adalah tidak terbatas dan kekal “ faham yang sama berkenaan dengan Vinnana-kasina juga disebutkan di dalam Anguttara Nikaya V.60 dikemukakan ungkapan :

“ Para Bhikkhu, inilah sepuluh ( 10 ) Kasinayatana… diantara mereka Vinnana-kasina adalah yang tertinggi. Tetapi itu pun juga tidak kekal. “

Kalimat-kalimat demikian menunjukkan bahwa praktik ini telah dikenali, sebagaimana terdapat di dalam kehidupan petapa-petapa zaman dahulu sebagai cara untuk mencapai bathin yang luhur, pengetahuan luar biasa dan kelahiran kembali di alam Brahma.

Meskipun demikian, masih tetap berbeda dengan yang diajarkan dalam agama Buddha, karena tujuan terakhirnya sama sekali bukanlah berada di atas keduniawian. Sekalipun di dalam system Buddhis, Jhana yang diperoleh dengan menggunakan kasina-kasina yang juga dicapai melalui metode-metode Samadhi lainnya, bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai kesempurnaan, atau pun sebagai suatu hal yang mutlak harus dicapai. Misalnya, tidak mutlak perlu untuk pencapaian tingkat ke-Arahat-an, karena ada Arahat yang disebut “SUKHA-VIPASSAKA”, yaitu : mencapai Arahat tanpa melalui Jhana.

Sesuatu yang mendasar yang harus diketahui dalam hubungannya dengan pencapaian Jhana, ialah harus berlatih di tempat yang sunyi dan sepi. Di samping itu secara mutlak diperlukan SILA yang bersih untuk mengatasi kendala-kendala yang timbul dalam bathin atau dari luar dirinya.


SUB-BAB I.

ISTILAH-ISTILAH


KASINA

Kata “Kasina” (Skt. “Krtsna” ) secara harafiah berarti “seluruh”, “Keseluruhan”, dan di dalam lapangan meditasi digunakan sebagai suatu kata sifat dan kata benda, seperti misalnya “Kasinayatana”, “Pathavi-Kasina”, dan lain-lain.

Apabila mereka digunakan sebagai symbol untuk meditasi, maka yang dimaksudkan adalah air, api, udara, biru, kuning, merah, putih, ruang, dan, kesadaran.

Komentar-komentar memberikan definisi “Sakalatthena kasinam”, “mereka adalah kasina di dalam arti keseluruhan”, yang berarti tiap-tiap symbol yang harus digunakan sebagai gambaran ‘keseluruhan’ dari sifat yang sesuai dengan unsure yang bersangkutan.

Apabila digunakan sebagai istilah tekhnik dalam kitab-kitab suci, kasina mempunyai tiga pengertian :

1. MANDALA ; lingkaran yang digunakan sebagai suatu alat atau pembantu,

2. NIMITTA ; tanda atau gambaran bathin yang diperoleh dari perenungan terhadap symbol itu, dan,

3. JHANA ; pencapaian konsentrasi tercerap yang diperoleh dari Nimitta tersebut.

Marilah kita mengambil sebagai suatu contoh kata “Pathavi-kasina” :

Di bagian pertama, ia menunjukan suatu lingkaran dari tanah, baik benda yang sesungguhnya atau tiruan yang dicetak menjadi suatu bentuk yang sesuai untuk suatu alat, untuk membantu sebagai suatu bantuan mekanis untuk latihan Jhana. Mereka dianggap sebagai suatu gambaran lambing dari keseluruhan unsur tanah, dan karena itu disebut “Kasina”.

Kedua, gambaran bathin yang diperoleh dengan memandang pada alat itu juga disebut “Pathavi Kasina”, karena itu suatu penggambaran bathin dari “seluruh” sifat ; yaitu, luas dan padat dari unsure tanah, bebas dari semua batas jumlah. Inilah yang dimaksudkan dalam rumusan yang mengatakan : “ Seseorang menggambarkan Pathavi-Kasina, di atas, di bawah, di sekitar, di dalam kesatuan, tidak terbatas dan sebagainya. “

Ketiga, Pathavi-kasina menunjukkan Jhana yang diperoleh, dengan bermeditasi pada Nimitta itu. Berikut adalah suatu kutipan untuk hal ini ; “ Apabila seorang Bhikkhu… mengembangkan Pathavi kasina…dst.” ( Cf.Mrp.286,Hv.ed;Asl 167; dll ).


KASINAYATANA

Sepuluh ( 10 ) Kasina dituliskan di dalam Sutta-sutta ( D.III.268,290,M.II.A.V.46,60,Ptsm.I.6.28.95. dll ) dengan kata “AYATANA” ( seperti “Dasa Kasinayatana” ) menunjukkan bahwa mereka adalah lapangan ( khetta ) atau keadaan bathin dan pikiran. Istilah “AYATANA” adalah suatu kata yang secara tekhniknya digunakan untuk mengungkapkan hubungan psikologis antara bathin dan jasmani.

Ayatana dapat diterjemahkan dengan bermacam-macam istilah : “ Lapangan”, “keadaan”, “letak”, “sebab”, “sumber”, atau “tempat-tinggal. Misalnya indria penglihatan ( Cakkhu ) dalam bentuk yang dapat dilihat ( rupa ) dari kenyataan akan keadaan mereka sebagai letak dan sebab dari perasaan, pencerapan, dll, disebut “Cakkhu-Ayatana” dan “Rupa-ayatana” secara berturut-turut. Demikian juga, istilah “Ayatana” digunakan pada indria-indria lainnya dan objek-objek mereka.

Sepuluh kasina dapat digolongkan sebagai “Ayatana” hanya karena hubungan objektif pada bathin dan pikiran-pikiran, karena mereka adlaah materi dan objek-objek bathin dari indria-indria yang berhubungan dengan mereka.

Delapan ( 8 ) kasina yang pertama berhubungan dengan indria-indria pandangan dan sentuhan, dua kasina terakhir berhubungan dengan indria pikiran. Tetapi nimitta atau gambaran bathin dari mereka semuanya berhubungan dengan pikiran saja. Komentar dari Nettipakarana menambahkan suatu arti yang lebih jauh; dimana dinyatakan bahwa mereka juga disebut “ayatana” di dalam arti sebagai dasar-dasar kebahagiaan khusus dari para yogi ( Netti.com.128,Hv.edisi ). Di dalam sumber-sumber berikkut kasina hanya digunakan sebagai istilah teknik, tanpa “Ayatana” sedangkan dua kasina yang terakhir, yaitu kasina akassa dan Vinnana dihilangkan.

Seperti yang telah kita singgung di atas hanya delapan kasina-kasina yang diberikan di dalam Dhammasangani ( Hal.202 ) sebagai cara untuk memperoleh rupa-Jhana, dan dua yang terakhir dihilangkan.

Sifat dari dua kasina yang dihilangkan dan alasan bagi penghilangan mereka diterangkan oleh Buddhaghosa Thera di dalam Atthasalini ( Hal.186 ) seperti yang telah disebutkan di atas.

Hanya delapan ( 8 ) kasina pertama yang diberikan di dalam Patisambhidha-magga ( I.Hal.49, 143, 149 ), dimana mereka menunjukkan pada keadaan-keadaan bentuk materi. Alasan yang diberikan dalam komentar untuk penghilangan ini adalah terdapatnya suatu persamaan tertentu berkenaan dengan “AKASSA-KASINA” karena kasina itu juga menunjukkan keadaan ruang yang tidak terbatas ( Akassanancayatana ), pencapaian dari keadaan tidak berbentuk yang pertama, sedangkan Vinnana serupa dengan keadaan tidak berbentuk yang kedua ( Vinnanancayatana ).

Dalam Visudhimagga, dua (2) kasina yang terakhir ini digantikan oleh “ALOKA” ( Cahaya ), dan “PARICCHINNA-AKASSSA” ( Ruang-yang-terbatas ), jadi tetap mempertahankan jumlah sepuluh ( 10 ) Kasina. Walaupun aloka tidak disebutkan dalam daftar kasina ayatana, ia diberikan dalam Jhanavagga dari Anguttara Nikaya. Hal ini menjadikan sebelas kasina seluruhnya. Akan tetapi, suatu tambahan yang demikian yang dibuat dalam komentar tidak disebutkan.

Berkenaan dengan perwujudan kekuatan-kekuatan batin disebutkan bahwa mereka yang memiliki kekuatan-kekuatan demikian itu digunakan untuk mengeluarkan cahaya dari badan mereka dan memancarkan cahaya dari badan mereka dan memancarkan cahaya bathin ini ke dunia luar. Kita juga akan melihat bahwa kekuatan ini adalah salah satu hasil dari praktik aloka-kasina yang berhasil. Karena itu harus dicatat bahwa ummat Buddha yang mula-mula menggunakan kasina ini.


KASINA MANDALA

Mandala, menurut kata-katanya berarti “Lingkaran”, kata yang digunakan dalam komentar-komentar untuk suatu alat kasina. Menurut tradisi Srilanka, ini mungkin merupakan suatu bingkai yang terbuat dari empat kayu yang diikatkan bersama-sama, atau sepotong papan, sebuah batu atau segumpal tanah yang dipersiapkan seperti suatu lapangan yang telah dibajak.

Tiga yang terakhir biasanya dibagi oleh tingkatan-tingkatan, dan di dalam tiap-tiap bagian diletakkan suatu contoh kasina yang telah dibentuk demikian.

Beberapa batu-batu mandala demikian telah ditemukan dalam reruntuhan dari Anurudhapura, di Srilanka. Metode persiapan dan cara untuk menggunakan mandala ini akan diterangkan kemudian.


KASINA-ARAMANA dan NIMITTA

Aramana ( umummya ) berarti suatu objek pikiran, dan menurut pengungkapan secara komentar, adalah objek apapun di dalam lapangan meditasi. Aramanna sama dengan Nimitta, menurut arti kata-katanya adalah suatu tanda atau bentuk yang dimaksudkan pada cita-cita objektif dan subjektif dari meditasi. Menurut Abhidhammathasangaha, nimitta di bagi menjadi tiga :

1. Parikamma Nimitta. Secara harafiah ; Pari ( Pali ; Permulaan ) Kamma ( Pali : tanda untuk latihan ). Parikamma-nimitta merupakan gambaran suatu objek yang diambil dalam meditasi. Misalkan, kita menggunakan objek tanah ( Pathavi ; Skt.= Pertiwi ). Mula-mula kita melihatnya dengan mata terbuka, kemudian kita men-citta-kannya di dalam batin. Bila kita sudah bisa men-citta-kan gambar Pathavi tersebut dalam batin hingga persis seperti aslinya, maka ini adalah “Parikamma-Nimitta”. Jika kita tidak mampu membentuknya dan hanya mempunyai sedikit ketenangan, maka ini adalah “Kanika-Samadhi”. Parikamma-nimitta ini berlaku untuk keempat-puluh ( 40 ) Kammatthana.

2. Uggaha Nimitta. Setelah pada awal-mula kita “mencetak” gambaran Pathavi kasina tersebut dalam batin, selanjutnya kita berusaha memperjelas gambaran tersebut hingga menjadi suatu bentuk yang sama dari objek sebenarnya, dengan semua cacat aslinya ( kasina dosa ), terwujud pada pikiran sebagai suatu kenyataan yang nyata, seakan-akan itu dilihat dengan mata terbuka. Gambaran ini diistilahkan dengan “Uggaha-nimitta”.

3. Patibhaga Nimitta. Seorang yogi, setelah berhasil dengan uggaha-nimitta, akan sampai pada tingkat nimitta tersebut dapat diubah-ubah warnanya, sekehendak hatinya. Saat itu nimitta akan terlihat seperti bintang, atau bulat seperti matahari yang bersinar, atau sinar-sinar yang serupa itu. Sesampainya pada tingkatan ini, maka batin telah sampai kedudukannya yang kokoh, mantap, tak tergoyagkan. Di saat ini, napas terasa sangat halus, dan meskipun ada suara sekalipun suara itu keras, batin tak akan terganggu. Nimitta di tingkatan ini, disebut “Patibhaga-nimitta”.

Nimitta diterjemahkan dalam berbagai cara seperti “tanda untuk dicerap”, “tanda untuk dipertahankan”, atau “tanda yang diperatahankan”.

Dalam arti kata-katanya, Uggaha adalah segala sesuatu yang diperaljari dan dilatih, dan disini digunakan dalam arti memasukkan gambaran ke dalam pikiran sehingga gambaran itu dapat dipertahankan seperti sesuatu yang dihafalkan. Setelah memperoleh gambaran ini, siswa tidak perlu memandang pada parikamma-kasina ; alat yang digunakan dalam latihan permulaan itu.

Proses meditasi pada dua nimitta ini, yaitu tanda dari objek yang berkenaan dengan indria-indria dan gambaran bathinnya, di istilahkan dengan “Parikamma-bhavana” ; pengembangan batin tingkat permulaan. Konsentrasi pikiran yang dipraktekkan pada kedua nimitta ini, disebut “Parikamma-samadhi” ; “konsentrasi permulaan”.

Konsentrasi permulaan ini melepaskan gambaran dari batas atau bentuk cetana, warna dan wujudnya yang disebut “kasina-dosa”, dan merupakan menjadi suatu konsep, suatu pengertian abstrak, yang masih bersifat tunggal, karena itu berhubungan dengan suatu objek tertentu. Gambaran yang dikonsepsikan ini dinamakan “Patibhaga-Nimitta” yang tidak lagi disuguhkan pada indria-indria atau pada kemampuan mengenal sebagai suatu yang nyata ( konkrit ), tetapi gambaran ini tetap berada di dalam pikiran sebagai suatu perwujudan symbol dari seluruh sifat atau unsure yang disimbolkan.

Menurut Visuddhimagga, hanya dua-puluh-dua ( 22 ) dari empat-puluh ( 40 ) pokok meditasi yang dapat menjadi Patibhagga-nimitta, yaitu :

1. Sepuluh ( 10 ) Kasina,

2. Sepuluh ( 10 ) Asubha,

3. Anappanasati, dan,

4. Kayagatasati.

Berkenaan dengan delapan-belas ( 18 ) objek-objek lainnya, Patibhagga itu timbul karena mendalam sifat-sifat yang mereka wujudkan.


BHUTA KASINA dan VANNA KASINA

Dalam komentar-komentar yang belakangan kita mendapatkan Kasina pertama yang diistilahkan dengan “Bhuta-kasina” ; karena mereka berhubungan dengan empat unsure-unsur ( Maha-bhuta ) : 1). Tanah, 2). Air, 3).Api, dan, 4). Udara.

Empat (4) kasina yang berikutnya diistilahkan dengan “Vanna-kasina”, karena mereka berhubungan dengan empat warna-warna : 1). Biru, 2). Kuning, 3). Merah, dan , 4). Putih.

Dua (2) Kasina sisanya masing-masing berhubungan dengan : 1). Cahaya, dan,2). Ruang.

Karena itu, kita dapat membagi kesepuluh (10) kasina ( seperti yang telah diberikan di dalam Visudhimagga ) menjadi tiga-kelas :

1. EMPAT UNSUR ( MAHA-BUTHA ) :

a. Pathavi ( Pertiwi )Kasina = Wujud tanah

b. Apo Kasina = Wujud air

c. Tejo Kasina = Wujud api

d. Vayo Kasina = Wujud udara

2. EMPAT WARNA ( VANNA-KASINA ) :

a. Nila kasina = wujud warna biru

b. Pita kasina = wujud warna kuning

c. Lohita kasina = wujud warna merah

d. Odata kasina = wujud warna putih

3. ALOKA dan AKASSA =

a. Aloka kasina = Wujud cahaya

b. Akassa Kasina = Wujud ruang

Menurut kitab Yogavacara ( Hal.50 ), empat (4) kasina pertama adalah Vanna-kasina. Di sini kasina-kasina cahaya dan ruang juga dianggap sebagai Vanna-kasina, karena beraksi terhadap mata di dalam cara yang sama.

Sebagaimana mereka muncul dalam bentuk-bentuk yang diberikan, delapan (8) kasina-kasina yang pertama membawa pada rupa-Jhana dan dua (2) terakhir membawa pada dua (2) arupa-Jhana yang pertama ( Mrp.Hal.286, Neti A.h.128, Hv. Edisi).

Di dalam Nettippakarana ( Hal.89 ), delapan (8) kasina-kasina pertama berhubungan dengan meditasi vipassana. Komentar dari Anguttara nikaya memberikan semua sepuluh ( 10 ) kasina sebagai perwujudan dari dasar-dasar Rupa-Jhana, pandangan terang ( Vipassana ), pengetahuan luar-biasa ( Abhinna ) dan pengakhiran nafsu-nafsu ( Nirodha ).


SUB-BAB II.

KETERANGAN MENURUT KOMENTAR

( ATTHAKATHA )

Didalam Visuddhimagga kita mendapatkan keterangan yang terlengkap tentang meditasi Kasina : sesungguhnya komentar-komentar lainnya sering menunjukkan pada hasil karya ini untuk bagian-bagian yang mendetail tentang pokok meditasi ini.

Khotbah yang panjang, dimulai dengan Kammatthana, membantu sebagai suatu pengantar yang umum pada keseluruhan bagian empat-puluh (40) pokok meditasi, sedangkan suatu keterangan yang khusus tentang mereka satu per-satu, termasuk instruksi praktiknya dan bagian-bagian psikologisnya diberikan dalam tempatnya yang sesuai.

Berikut ini adalah suatu ringkasan dari keterangan secara terperinci tentang meditasi kasina, dimulai dengan Pathavi-kasina.


II.1. PATHAVI KASINA

Siswa yang ingin mencapai Jhana melalui latihan kasinathana, pertama-tama harus bertempat tinggal di suatu vihara yang sesuai, atau untuk seorang ummat awam, bertempat tinggal di tempat yang sesuai dan kondusif bagi pencapaian samadhi.

Kemudian ia harus membebaskan dirinya dari semua rintangan-rintangan, bahkan yang paling kecil sekalipun; ia harus memotong rambut janggut dan kukunya, memakai jubah yang bersih dan tidak bernoda, membersihkan mangkok makanannya dengan baik-baik. Ia harus membersihkan tempat tidur, tempat tuang air dan barang-barang lainnya dan mengatur mereka pada tempat yang sebenarnya.

Setelah melakukan semua hal ini dan menyelesaikan makanan-makanannya, ia harus duduk yang enak pada suatu tempat yang sunyi , dan kemudian, dengan penuh perhatian ia menatap pada kasinathana yang telah dipersiapkannya.


Praktek ini diterangkan sebagai berikut :

“ Ia yang mempelajari kasinathana mengambil nimittathana, baik itu disiapkan dengan ukuran, bukan tanpa ukuran terbatas, dengan tanda-tanda, bukan tanpa tanda-tanda, dengan batas-batas, bukan ukuran suatu bulatan kipas angina, sebuah mangkok sup, atau seperti ukuran piring ceper.

Ia harus mempelajari nimitta itu dengan baik-baik, mencatat dan menentukannya dengan baik-baik. Selanjutnya ia harus merenungkan keuntungan-keuntungan darinya dengan menganggapnya sebagai sebuah permata ( Ratanasani ), mencintainya dengan ketetapan-ketetapan yang teguh, “dengan melalui praktik ini semoga saya menjadi bebas dari kelapukan dan kematian.”

Apabila seseorang dalam kehidupan lampaunya pernah membuat kebajikan-kebajikan ( Paramitha ) yang berasal dari ajaran seorang Buddha, atau telah mencapai tingkatan sebagai seorang petapa suci, maka dengan demikian ia mampu masuk ke dalam Jhana ke-empat dan kelima. Baginya tidak perlu untuk membuat kasinathana karena sebidang tanah yang dibajak atau sebidang lantai tempat untuk menumbuk atau memberikan tujuan yang sama, tepat seperti apa yang dilakukan oleh Mallaka-Thera.

Diceritakan bahwa sewaktu Mallaka-Thera sedang melihat pada sebidang tanah yang dibajak, gambaran bathin timbul dengan ukuran tanah itu. Ia memperluasnya dan mencapai Jhana kelima, dan dengan mengembangkan pandangan terang dengan dasar itu, ia mencapai tingkat Arahat.

Tetapi bagi ia yang belum pernah mempunyai pengalaman di masa lampau, maka ia harus membuat kasinathana sesuai dengan Kammatthana yang diterima dari Gurunya, dengan menjaga untuk menghindarkan empat (4) kesalahan-kesalahan, yaitu ; ia harus BUKANLAH merupakan salah satu dari empat warna : biru, kuning, merah, dan putih.

Tanah yang dibentuk harus tidak berwarna salah satu dari empat warna-warna ini, karena mereka adalah dari kasina-kasina lainnya ( vanna-kasina ), tetapi itu harus berwarna merah muda seperti aruna, warna yang muncul di langit waktu fajar hari, atau warna tanah di dalam Sungai Gangga.

Rangka dimana bulatan tanah itu diletakkan haruslah tidak terlalu dekat dengan vihara, karena takut akan gangguan.

Tempat untuk bermeditasi harus dipilih pada bagian yang paling ujung dari daerah vihara, dan harus dinaungi dengan sebatang pohon atau oleh beberapa objek lain, atau dapat juga sebuah gua atau sebuah gubuk yang sementara terbuat dari daun.

Di sana ia harus membuat bingkai, baik yang dapat dipindahkan atau tidak, sesuai dengan kesenangannya. Apabila merupakan suatu bingkai yang dapat dipindahkan, bagian atas harus ditutupi dengan selembar kain atau selembar keset dan diatas tanah itu ditebarkan berkas-berkas rumput, akar-akar, kerikil-kerikil, dan pasir-pasir dibersihkan. Tanah itu harus dibersihkan. Tanah itu harus dihaluskan, diremas dan dikerjakan sampai merupakan suatu kepadatan yang cukup dan kemudian dibuat menjadi satu lingkaran suatu jengkal atau empat inci garis tengahnya.

Pada saat latihan permulaan, ia harus meletakkannya di atas tanah dan kemudian menatapnya. Apabila bingkai itu terpaku diatas tanah, itu harus kecil dibawahnya dan lebar diatasnya, seperti tempat benih bunga teratai. Apabila tidak mungkin untuk mendapatkan tanah yang cukup dengan warna yang sesuai dengan lingkaran itu dapat dibuat dari tanah lainnya, dengan satu lapisan tanah yang berwarna aruna ditaburkan diatasnya.

Perhatian harus diperhatikan untuk mempertahankan ukuran-ukuran yang diberikan dan membuat permukaan tanah sehalus kulit sebuah tambur. Ruang di luar dareha lingkaran itu dapat juga berwarna putih. Air yang digunakan untuk menghaluskan tanah itu harus diambil dari suatu sumber air bening dan tanah itu harus benar-benar diatur dengan rata dan baik.

Setelah mempersiapkan alat kasinanya, siswa harus menyapu tempat meditasi, membersihkan dirinya, dan setelah itu ia harus duduk pada suatu tempat duduk yang telah diatur dengan baik, satu jengkal dan empat inchi tingginya dan pada suatu jarak dua setengah kubik dari bingkai itu.

Segera setelah duduk dengan enak , siswa harus mulai bermeditasi, pertama-tama ia harus merenungkan akibat-akibat buruk dari keingina-keinginan indria dengan beberapa cara antara lain demikian :

“ Keinginan-keinginan indria adalah tak mengenal rasa puas…, dll.” ( Diterangkan secara terinci dalam Majjhima Nikaya.I.85,130, dll ).

dan merasa bergembira di dalam kesunyian bathin ( Nekkhama ; pelepasan dari kemelekatan akan segala hal duniawi ) yang merupakan suatu cara untuk melepaskan diri dari penderitaan kehidupan. Kemudian ia harus meresapi pikirannya dengan kegembiraan dan merenungkan kebajikan-kebajikan Sang Tiratana ( Ti=Tri= Tiga ; Ratana = Ratna = Berlian, mutiara ) , ialah : Sang Buddha, Dhamma dan Sangha

Kemudian ia harus berbalik pada praktik yang harus dilakukannya dengan merenungkan bahwa ini adalah jalan yang telah ditempuh oleh semua Buddha, Pacceka Buddha dan siswa mulia mereka, mengatakan didalam hatinya :

“ Dengan praktik ini pasti saya akan menikmati kebahagiaan Nibbana yang disebut Paviveka, kebebasan yang mutlak.”

Setelah mempersiapkan bathinnya di dalam cara ini ia harus mempraktikkan kasina, mengambl nimittanya, melihat pada kasina itu dengan suatu pandangan yang teliti. Tetapi ia jangan membiarkan matanya terbuka terlampau lama, supaya ia jangan menjadi bingung. Lingkaran itu harus dilihat, tetapi jangan erlalu jelas karena sebaliknya nimitta tidak akan timbul.

Ia janganlah terlampau keras atau terlampau lemah melihatnya, tetapi tepat seperti seseorang melihat dirinya sendiri di dalam sebuah kaca, tidak memperhatikan bentuk, warna atau keadaan kaca itu sendiri. Demikianlah ia harus menatap pada lingkaran itu tanpa memperhatikan warnanya atau keadaan-keadaan lainnya.

Dengan melepaskan semua pertimbangan terhadap warna dan materi yang digunakan untuk membuat lingkaran itu, ia harus berjuang untuk memperhatikan dalam pikirannya konsep tanah, yang hanya merupakan kasina, yang sebenarnya hanyalah symbol.

Tetapi tidaklah cukup hanya semata-mata memikirkan tentang tanah saja yang membentuk lingkaran itu. Ia juga harus menyamakan dirinya dengan tanah, mengingat-ingat bahwa bagian-bagian yang kasar dank eras dari badannya sendiri juga terdiri dari unsure itu. Untuk tujuan ini ia harus memilih salah satu dari nama-nama yang diberikan pada tanah, yaitu :

1. Pathavi ( Pertiwi ),

2. Mahi,

3. Medini,

4. Bhumi,

5. dll.

Tetapi karena pada umumnya nama yang digunakan adalah Pathavi, maka ia harus bermeditasi dengan penuh perhatian terhadap Pathavi ( Pertiwi ) ini. Sering mengulang-ulang Pathavi sampai memperoleh Nimitta. Ia harus merenungkan pada lingkaran, kadang-kadang dengan mata terbuka, kadang-kadang dengan mata tertutup, sekali pun latihan ini telah diulang untuk beratus-ratus kali atau bahkan beribu-ribu kali. Apabila lingkaran muncul di dalam pikiran sewaktu mata tertutup sejelas apabila mata terbuka, maka tanda itu disebut Uggaha-nimitta, gambaran bathin yang telah dikembangkan dengan baik.

Sekali seorang yogi telah memperoleh nimitta, yogi tersebut tidak boleh tetap duduk di tempat yang sama, tetapi ia harus bangkit dan masuk kedalam tempat tinggalnya sendiri dan disana ia harus duduk kembali untuk bermeditasi pada nimitta itu. Seandainya konsentrasi ini yang masih berada di dalam suatu keadaan yang belum masak menjadi hilang karena gangguan dari beberapa pikiran yang berlawanan, ia harus kembali ke tempat alat itu disimpan dan membentuk nimitta baru lagi. Setelah timbul nimitta lagi, ia pergi ke tempat tinggalnya dan sekali lagi mendudukkan dirinya dengan enak, ia harus mengembangkan dengan perhatian sepenuh hatinya. Menurut Abhidhammatthasangaha, proses ini dsebut “Parikamma”, “Permulaan”, dan konsentrasi yang dihasilkan disebut “Parikamma-Samadhi”.

Di dalam proses perkembangan secara berangsur-angsur dari Samadhi ini, disebabkan oleh Uggaha nimitta maka lima nivarana terkendalikan, kekotoran-kekotoran bathin menghilang dan pikiran diseimbangkan oleh “Upacara-Samadhi”. Kemudian timbul “Pathibhaga-Nimitta” atau nimitta yang “sebanding” yang seratus kali bahkan seribu kali lebih jelas dari Uggaha-nimitta, cacat-cacat nimitta lingkaran kasina masih dapat terlihat dan yang selanjutnya tidak ada lagi.

Pathibhaga-nimitta mempunyai permukaan seperti sebuah kaca yang bersih, atau lingkaran bulan purnama sewaktu baru saja keluar dari awan-awan. Namun, tidak memiliki warna atau permukaan yang pada, sebaliknya akan dapat dikenali oleh indria penglihatan, seperti sesuatu bentuk materi yang kasar yang akan lebih sesuai untuk perenungan terhadap Ti-lakkhana. Bagi seorang siswa meditasi Pathibhaga-nimitta ini hanyalah suatu bentuk pikiran yang timbul dari pencerapan semata-mata. Nimitta ini disebut “Pathibhaga” dalam arti suatu perwujudan bathin dari sifat utama objek, dalam hal ini unsure tanah, yang kosong dari kenyataan mutlak.

Dari saat timbulnya nimitta, nivarana-nivarana tetap ditekan, kekotoran-kekotoran dihancurkan dan pikiran seluruhnya terpusatkan dalam keadaan “Upacara-Samadhi”. Konsentrasi ini disebut : Upacara-samadhi, karena dekat dengan Appana-samadhi atau Jhana-samadhi dan tetap berada pada garis batas antara Kammavacara dan Rupavacara. Karena itu disebut “Kammavacara-samadhi” ( Cf.hal.46 diatas ).

Dalam meditasi Kasina, Upacara-samadhi ini yang mendahului Appana, adalah lemah, karena factor-faktor penyertanya tidak kuat. Tepat seperti seorang bayi, apabila diletakkan pada kakinya akan jatuh dengan cepat, demikian pula pikiran dalam Upacara-Samadhi menetap untuk sesaat pada objek Pathibhaga dan kemudian masuk ke dalam Bhavanga, arus bawah sadar, atau kesadaran yang pasif. Tetapi sekali pikiran telah bangkit dari Bhavanga pada ketinggian Appana-samadhi, yang amat kuat karena itu berhubungan dengan factor-faktor Jhana, pikiran dapat menetap pada objek untuk sepanjang siang dan malam, yang berlangusng dalam suatu rangkaian pikiran-pikiran baik ( Kusala-citta ).

Apabila siswa dalam mengembangkan nimitta memperoleh kemampuan untuk mencapai Jhana dalam proses meditasi dan saat duduk yang sama, maka hal itu adalah terbaik dan sempurna. Apabila tidak, maka ia harus menjaga nimitta dengan semangat yang paling besar, seakan-akan suatu embryo dari seorang raja dunia. Terdapatlah tujuh hal yang harus diikuti dengan hati-hati oleh seorang siswa yang ingin menjaga Kasina-nimittanya :

1. Tempat-tinggal :

Tempat-tinggalnya harus bebas dari apa yang bertentangan dengan kehidupan meditasinya.

2. Desa yang dikunjunginya :

Desa yang ia kunjungi sewaktu pergi mencari makan tidak boleh terlalu jauh, suatu tempat yang ia tidak akan mendapatkan kesukaran dan melelahkan mencari makan.

3. Percakapan

Ia tidak terlibat dalam salah satu dari tiga-puluh-dua (32) macam percakapan yang bersifat keduniawian ( Digha-Nikaya.I.7,dll) yang akan membawa lenyapnya Nimitta.

4. Pergaulan :

Ia tidak bergaul dengan orang-orang yang terlibat percakapan-percakapan keduniawian, sekalipun percakapan itu tentang hal-hal yang diizinkan sebagai pokok-pokok percakapan. Ia hanya boleh bergaul dengan mereka yang tekun bersamadhi.

5. Makanan :

Ia yang menjadi seorang siswa meditasi harus memakan makanan yang tidak merangsang, tetapi yang paling sesuai baginya ( dalam artian, sesuai bagi ketenangan batin dan jasmani ).

6. Musim :

Bagi beberapa orang musim dingin lebih sesuai, sedangkan bagi orang-orang lainnya musim panas adalah yang lebih sesuai, setidak-tidaknya waktu yang paling sesuai bagi si siswa itu harus dipilih untuk latihan.

7. Sikap-sikap :

Sikap atau posisi dari badan jasmani harus dipilih, dengan maksud yang paling sesuai baginya, apakah itu berjalan, berbaging, berdiri, atau duduk. Untuk menemukan apakah yang paling sesuai dan cocok baginya, ia harus mempraktekkan masing-masing sikap selama tiga hari.

Apabila siswa mempraktekkan Samadhi-nimitta dengan patuh pada perintah-perintah ini, maka dalam jangka waktu yang pendek akan mencapa Appana.

Apabila sebaliknya dari praktik ini, maka ia tidak akan berhasil. Untuk mencapai Appana ia harus mengikuti latihan untuk pencapaian Appana yang terdiri atas sepuluh (10) factor-faktor yang disebut “Appana-kosalla”.

Sekalipun latihan ini mungkin tidak berhasil bagi beberapa orang pada permulaannya. Tetapi seorang yang demikian karena itu janganlah berhenti untuk berjuang, karena untuk memenangkan kebahagiaan spiritual adalah sukar bagi orang-orang duniawi yang terlelap di dalam lautan nafsu-nafsu yang dalam selama kehidupan-kehidupan yang tak terhitung banyaknya. Karena itu ia harus melanjutkan prakteknya dengan bersemangat, memberikan perhatian dengan hati-hati pada keadaan bathinnya, menggiatkan bathin apabila melemah dan mengontrolnya apabila terlalu bersemangat. Setelah mempraktekkan nimitta yang sama demikian , mengulang-ulang kata “Pathavi, pathavi… “, batin secara berangsur-angsur menjadi siap sedia, pada saatnya akan mencapai Appana-samadhi.

Dalam cara ini ia akan mencapai Jhana pertama dari Pathavi-kasina menjadi seorang demikian seperti yang diterangkan dalam kitab-kitab suci,

“Bebas dari nafsu-nafsu keinginan, bebas dari pikiran-pikiran jahat, dengan Vitakka dan Vicara, dengan piti dan sukha yang timbul dari kesunyian batin, ia berdiam ( dalam ketenangan ) setelah mencapai Jhana pertama dari Kasina-Pathavi “ ( Dhammasangani.160,hal.31 ).

Buddhagosa Thera memberikan suatu komentar yang panjang tentang rumusan Dhammasangani ini. Siswa yang secara berangsur-angsur mengembangkan nimitta Pathavi-kasina bahkan dapat mencapai pada Jhana kelima dengan metode yang telah saya terangkan pada halaman “Samadhi” di blog ini juga.


Keuntungan Dari Praktek Meditasi “Pathavi-Kasina” :

Sehubungan dengan meditasi Pathavi-Kasina, Visuddhimagga memberikan suatu uraian yang utama berkenaan dengan keuntungan-keuntungan khusus yang dapat diharapkan oleh siswa.

Dengan praktek dari Pathavi Kasina ia akan memperoleh berbagai jenis kekuatan batin ( Abhinna ) berupa “Iddhividdhi”, yaitu :

1. Mampu memperbanyak dirinya dari satu muncul menjadi banyak.

2. Mampu menciptakan kepadatan dari tanah di dalam udara atau pada air,

3. Mampu berjalan, duduk, berdiri atau berbaring di udara atau di permukaan air,

4. Mampu menguasai objek-objek materi ( Abhibhayatana ) baik secara terbatas maupun tak terbatas.


II.2. APO-KASINA

Siswa yang ingin bermeditasi terhadap Apo-kasina harus memperoleh nimitta di dalam air, baik yang disiapkan maupun yang tidak disiapkan. Di sini juga, ia yang sebelumnya pernah mengalami dalam kehidupan yang lalu akan mendapatkan nimitta yang muncul dalam air secara alami, seperti sebuah kolam, danau, sungai, atau laut.

Siswa yang tidak berpengalaman harus mempersiapkan kasina dengan menghindarkan “kesalahan dari kasina”, seperti empat warna.

Dia harus mengambil sebuah jambangan yang dipenuhi dengan air hujan, yang jatuh dengan segar dari udara dan dikumpulkan dengan selembar kain bersih sebelum jatuh ke tanah, atau apabila gagal untuk memperoleh ini, ia harus mengambil air murni lainnya.

Dengan meletakkannya di suatu tempat sunyi, seperti halnya Pathavi kasina, kemudian ia harus duduk dengan enak dan memulai meditasinya. Ia janganlah mempehatikan pada warnanya atau pada corak-coraknya, tetapi hanya sadar terhadap unsure-unsur yang dilambangkan. Dalam bathin ia harus mengulang-ulang salah satu dari kata-kata “ambu”, “udakam”,”vari”, “salilan”, atau “apo”.

Setelah ia mempraktikkannyam berangsur-angsur dua nimitta akan timbul. Apabila terdapat pergerakan di dalam air atau muncul buih-buih, gambaran yang sama dapat timbul dalam Uggaha-nimitta. Akan tetapi, di dalam Patibhaga-nimitta, gambaran tidak akan bergerak, dan seperti sebuah kipas yang diberi permata atau suatu kaca yang ditempatkan di udara. Apabila ini telah benar-benar dikembangkan ia akan mampu mencapai bahkan sampai pada Jhana keempat dan kelima.


Keuntungan Dari Praktek Meditasi “Apo-Kasina” :

Sehubungan dengan meditasi Apo-Kasina, Visuddhimagga memberikan suatu uraian yang utama berkenaan dengan keuntungan-keuntungan khusus yang dapat diharapkan oleh siswa.

Dengan praktek dari Apo Kasina ia akan memperoleh berbagai jenis kekuatan batin ( Abhinna ) berupa “Iddhividdhi”, yaitu :

1. Mampu menyelam ke dalam tanah seakan-akan ia menyelam kedalam air,

2. Mampu menciptakan hujan, air sungai, dan air laut,

3. Mampu mengguncangkan tanah dan karang,

4. Bertempat tinggal di dalam tanah dan karang secara terpisah

5. Menimbulkan air memancar dari setiap bagian tubuhnya seperti yang ia kehendaki.


II.3. TEJO-KASINA

Siswa yang ingin mempraktekkan Tejo-kasina atau symbol-api, harus memperoleh nimitta dalam api, baik yang dipersiapkan atau tidak dipersiapkan. Bagi ia yang sebelumnya pernah mengalami nimitta akan muncul ketika ia memandang nyala sebuah lampu atau kompor untuk memasak, atau sebuah hutan yang terbakar. Seperti apa yang dilakukan oleh Cittagutta Thera. Thera masuk ruangan tempat berkumpul pada hari yang ditentukan untuk memberi khotbah tentang Dhamma, dan ketika ia melihat pada nyala sebuah lampu, Kasina-nimitta muncul padanya.

Dan juga kit abaca di dalam komentar dari Therigatha, bahwa Their Upalavanna menyalakan lampu di gedung pertemuan Uposatha dan mengambil nyala api itu sebagai Nimitta. Dengan merenungkannya ia mencapai Jhana dengan cara symbol api yang menjilat-jilat.

Dengan menjadikan ini sebagai dasar (padaka) secara berangsur-angsur ia mencapai tingkat Arahat ( Therigatha,A.190,Psalms of the Sisters, hal.112 ).

Tetapi ia yang tidak mempunyai keuntungan dari pengalaman yang lampau harus membuat api buatan sebagai berikut :

“ Mengambil kayu api yang telah dipotong dan dikeringkan dengan baik-baik, kemudian dikumpulkan dalam satu ikatan dan harus dibawa pada suatu tempat yang bersih dan tenang, di bawah suatu pohon atau di dalam suatu naungan, lalu membakarnya hingga terjadi suatu nyala api. Dia mengambil sebuah tikar atau selembar kain yang telah dilubangi satu jengkal atau empat inchi garis tengahnya. Tikar atau kain itu ditegakkan seperti sebuah tabir di hadapan api. Dia harus duduk dalam cara yang telah diterangkan di ats dan memandang api melalui lubang itu. “

Dengan tidak memperhatikan rumput-rumputan atau berkas-berkas di bawah atau awan dari asap di atas, ia harus mengambul nimitta dalam pertengahan isi api melalui lubang tersebut. Tanpa memperhatikan warnanya, ia harus memusatkan pikiran padanya. Apabila symbol bathin dan dasar fisik dari nyala api itu didapatkan dalam suatu warna, maka ia harus tetap memusatkan pikirannya pada api sebagai suatu konsep dan bermeditasi dengan mengulang kata-kata “Tejo…, Tejo…”, atau salah satu dari nama-nama api lainnya seperti ; “Pavaka”, “Kanhavattani”, “Jataveda”, atau “Hutasana”.

Setelah ia bermeditasi demikian, dua tanda akan muncul berangsur-angsur. Salah satu dari Uggaha-nimitta itu ( yaitu, symbol api ), muncul padanya sebagai suatu rangkaian nyala api yang membara menjadi nyala api sesaat dan kemudian menjadi padam.

Apabila seorang siswa telah memperoleh nimitta dalam suatu api yang biasa, yaitu, api yang tidak dipersiapkan sebelumnya untuk tujuan ini, cacat dari kasina itu juga akan muncul berupa sebatang kayu terbakar, suatu arang yang terbakar, abu atau asap.

Apabila sekali hal itu telah dikembangkan menjadi Pathibhaga-nimitta, maka nimitta itu nampak seperti selembar selimut merah, suatu kipas yang berwarna keemas-emasan atau seperti suatu tiang yang diletakkan di udara. Dengan kemunculan ini, siswa telah mencapai Upacara-samadhi dan selanjutnya akan dapat mencapai Jhana keempat atau Jhana kelima.


Keuntungan Dari Praktek Meditasi “Tejo-Kasina” :

Sehubungan dengan meditasi Tejo-Kasina, Visuddhimagga memberikan suatu uraian yang utama berkenaan dengan keuntungan-keuntungan khusus yang dapat diharapkan oleh siswa.

Dengan praktek dari Tejo Kasina ia akan memperoleh berbagai jenis kekuatan batin ( Abhinna ) berupa “Iddhividdhi”, yaitu :

1. Menimbulkan asap keluar dari setiap bagian tubuhnya dan api untuk turn dari langit seperti suatu curahan

2. Dengan panas yang memancar dari badannya ia dapat menguasai panas yang keluar dari orang lain,

3. Ia dapat menyebabkan segala sesuatu terbakar dengan seketika,

4. Menciptakan suatu sinar untuk melihat bentuk-bentuk seakan-akan dengan mata-Dewa,

5. Disaat kematian ia dapat membakar tubuhnya sendiri secara langsung dengan unsure panas.


II.4. VAYO-KASINA

Siswa yang ingin mempraktikkan kasina-udara, harus mengambil nimitta di udara, baik dengan pandangan atau dengan sentuhan. Hal ini telah dinyatakan dalam komentar-komentar :

“ Ia yang mempelajari vayo-kasina mengambil nimitta dalam udara, dan mencatat goncangan-goncangan dan ayunan-ayunan dari ujung pohon tebu, atau ujung pohon bamboo, ujung suatu pohon atau seikat rambut, atau ia mencatat udara yang menyentuh badannya. “

Karena itu siswa harus mengambil kasina udara dengan memandang pada pohon tebu atau tanaman lainnya dengan daun-daunan yang lebat,, suatu pohon bamboo atau suatu pohon yang berdiri sejajar dengan pucuknya dan bergoncangan karena pergerakan dari udara. Ia terutama harus mencatat titik dimana angina itu menyentuh dan mengambil bagian ini sebagai symbol.

Apabila ia mengambil udara yang menyentuh jasmaninya, yang masuk melalui jendela, atau suatu lubang di dinding, ia harus mencatat bagian jasmaninya yang disentuh oleh angina. Jadi sadar terhadap angina, ia harus meditasi dengan mengulang kata , “Vayo…vayo… .”, atau beberapa nama serupa lainnya untuk udara, seperti “Vata”, “Maluta”, “Pavana”, atau “Anila”.

Dalam meditasi ini Uggaha-nimitta akan muncul bergoyang, seperti bulatan asap yang naik dari nasi bubur apabila baru saja diangkat dari atas tungku, tetapi Pathibhaga-nimitta tetap dan terang. Hal yang sama dapat dikatakan berkenaan dengan pencapaian Jhana seperti kasina-kasina lainnya.


Keuntungan Dari Praktek Meditasi “Vayo-Kasina” :

Sehubungan dengan meditasi Vayo-Kasina, Visuddhimagga memberikan suatu uraian yang utama berkenaan dengan keuntungan-keuntungan khusus yang dapat diharapkan oleh siswa.

Dengan praktek dari Vayo Kasina ia akan memperoleh berbagai jenis kekuatan batin ( Abhinna ) berupa “Iddhividdhi”, yaitu :

1. Menggerakkan dirinya seperti angin,

2. Menyebabkan angina menghembus dan hujan jatuh dimanapun ia inginkan,

3. Menyebabkan suatu barang (unsure) berpindah sendiri dari suatu tempat ke tempat lainnya.


II.5. NILA-KASINA

Dari empat kasina-warna, siswa yang ingin mempraktekkan kasina biru ( Nila : biru kehijau-hijauan ) harus memperoleh nimitta dalam bunga atau kain biru, atau dalam suatu unsure yang berwarna biru, seperti batu atau logam biru.

Bagi seseorang yang memiliki keuntungan dari pengalaman lampau, tanda akan muncul ketika ia memandang suatu bunga atau tanaman-tanaman bunga yang demikian, atau beberapa objek seperti selembar kain atau permata. Akan tetapi, bagi siswa yang baru mulai, harus mengambil seikat bunga-bunga teratai biru atau Clitoria dan mengatur mereka di dalam sebuah pot atau naman bundar, sehingga mereka dapat membentuk suatu lingkaran, lebat, objek biru, dan harus diperhatikan supaya tak ada serbuk sari atau tangkai-tangkai yang dapat terlihat.

Gagal untuk mendapatkan ini, ia harus membuat suatu alat dari sebuah logam yang berwarna biru, selembar daun yang berwarna biru, atau kolirium biru ( obat untuk mata ). Atau benda-benda lain, sebuah lingkaran dicat biru mempunyai garis tengah satu jengkal atau empat inchi dengan dibatasi oleh beberapa warna lain.

Kasina ini dapat juga dibuat tidak tetap atau dibuat tetap dengan rangka seperti Pathavi kasina atau ditetapkan pada sebuah dinding. Ia kemudian harus merenungkan terhadap warna itu dengan mengulang kata-kata secara batiniah, “Nilam…, nilam!”.

Juga dalam hal ini Uggaha-nimitta memiliki “cacat-cacat” dari symbol aslinya, seperti misalnya urat-urat di daun bunga, bermacam-macam bayangan sekilas, atau bingkai itu. Tetapi Pathibhaga-nimitta muncul bebas dari semua cacat ini, murni dan bersih seperti sebuah kipas yang terbuat dari suatu permata biru.

Mengenai pencapaian Jhana-Jhana, dapat dikatakan sama seperti halnya kasina-kasina lainnya.


Keuntungan Dari Praktek Meditasi “Nila-Kasina” :

Sehubungan dengan meditasi Nila-Kasina, Visuddhimagga memberikan suatu uraian yang utama berkenaan dengan keuntungan-keuntungan khusus yang dapat diharapkan oleh siswa.

Dengan praktek dari Nila Kasina ia akan memperoleh berbagai jenis kekuatan batin ( Abhinna ) berupa “Iddhividdhi”, yaitu :

1. Memancari dunia dalam batas kemampuannya dengan warna biru,

2. Menciptakan bentuk-bentuk biru,

3. Menimbulkan kegelapan,

4. Memperoleh kemampuan terhadap objek-objek yang berwarna biru, baik yang bersih maupun yang tidak bersih bentuknya

5. Mencapai kebebasan dengan kegiuran ( Subhavimokkha ).


II.6. PITA-KASINA

Dalam kasina ini nimitta akan diambil oleh seorang siswa yang telah berpengalaman dalam meditasu suatu bunga kuning atau kain kuning, atau suatu unsure yang berwarna itu. Akan tetapi, bagi siswa yang baru mulai, harus membuat alat seperti yang telah diterangkan diatas dengan menggunakan suatu bunga yang berwarna kuning atau suatu kain kuning, logam atau permata. Meditasi berlangsung dengan pengulangan kata-kata, “Pitakam…,Pitakam… .”. Selanjutnya harus dimengerti seperti kasina-kasina yang lainnya.


Keuntungan Dari Praktek Meditasi “Pita-Kasina” :

Sehubungan dengan meditasi Pita-Kasina, Visuddhimagga memberikan suatu uraian yang utama berkenaan dengan keuntungan-keuntungan khusus yang dapat diharapkan oleh siswa.

Dengan praktek dari Pita Kasina ia akan memperoleh berbagai jenis kekuatan batin ( Abhinna ) berupa “Iddhividdhi”, yaitu :

1. Memancarkan warna kuning dari jasmaninya dan memancarkan ke seluruh dunia,

2. Menciptakan bentuk-bentuk kuning ,

3. Mengubah suatu barang apapun menjadi emas,

4. Memperoleh penguasaan terhadap objek-objek yang berwarna kuning dengan metode di atas dan mencapai kebebasan dengan kegiuran.


II.7. LOHITA-KASINA

Disini juga, siswa yang telah berpengalaman dalam meditasi akan memperoleh nimitta ketika ia memandang suatu bunga yang berwarna merah atau beberapa objek lainnya yang berwarna itu. Tetapi siswa yang baru saja mulai meditasi harus mengambil gambaran batin dari suatu bunga yang berwarna merah, yang dipilih untuk tujuan itu, selembar kain merah atau suatu unsure yang berwarna itu. Apabila ia bermeditasi dengan mengulang, “ Lohitakam…Lohitakam…, Lohitakam… .” , atau, “Merah…Merah…Merah… “. Maka secara berangsur-angsur kedua nimitta akan muncul. Praktek lebih jauh sama seperti kasina-kasina sebelumnya , sampau hal itu membawa pada Jhana keempat dan kelima.


Keuntungan Dari Praktek Meditasi “Lohita-Kasina” :

Sehubungan dengan meditasi Lohita-Kasina, Visuddhimagga memberikan suatu uraian yang utama berkenaan dengan keuntungan-keuntungan khusus yang dapat diharapkan oleh siswa.

Dengan praktek dari Lohita Kasina ia akan memperoleh berbagai jenis kekuatan batin ( Abhinna ) berupa “Iddhividdhi”, yaitu :

1. Menunjukkan warna merah dengan cara yang sama seperti kasina-kasina warna sebelumnya,

2. Memperoleh penguasaan serta kebebasan dengan kegiuran ( Subhavimokkha ).


II.8. ODATA-KASINA

Berkenaan dengan kasina-putih, siswa yang berpengalaman mampu mengambil nimitta ketika ia memandang suatu bunga yang berwarna putih, seperti bunga melati, atau suatu tanaman bunga yang berwarna putih atau selembar kain putih.

Nimitta itu dapat juga timbul pada seseorang yang demikian dalam suatu lingkaran kuningan, perak atau bulan. Bagi orang-orang lain yang belum berpengalaman sebelumnya harus menyiapkan alat dengan bunga putih, bunga teratai putih, bunga lily putih misalnya, atau bila tidak dapat menyiapkan hal-hal ini, selembar kain putih atau alat-alat lainnya.

Kemudian ia melangsungkan meditasi dengan mengulang-ulang kata-kata, “Odatam…Odatam…Odatam… “. Selanjutnya seperti kasina-kasina sebelumnya.


Keuntungan Dari Praktek Meditasi “Odata-Kasina” :

Sehubungan dengan meditasi Odata-Kasina, Visuddhimagga memberikan suatu uraian yang utama berkenaan dengan keuntungan-keuntungan khusus yang dapat diharapkan oleh siswa.

Dengan praktek dari Odata Kasina ia akan memperoleh berbagai jenis kekuatan batin ( Abhinna ) berupa “Iddhividdhi”, yaitu :

1. Menciptakan bentuk-bentuk putih,

2. Mengusir rasa kantuk, kemalasan, dan kelambanan,

3. Mengusir kegelapan,

4. Menciptakan sinar untuk melihat bentuk seakan-akan dengan mata dewa,

5. Memperoleh penguasaan terhadap objek-objek berwarna putih dan kebebasan dengan kegiuran.


II.9. ALOKA-KASINA

Ia yang menginginkan untuk praktik dengan Aloka-kasina, atau symbol sinar, harus mengambil tanda di dalam sinar yang masuk melalui suatu celah di dingding, sebuah lubang kunci, atau suatu jendela yang terbuka.

Tetapi bagi mereka yang telah mempunyai pengalaman sebelumnya tentang kasina ini, nimitta akan muncul ketika ia melihat pada dinding atau tanah yang mempunyai suatu bulatan dari sebidang sinar matahari atau sinar bulan yang masuk melalui suatu lubang di dinding atau atap. Nimitta ini juga dapat dilihatnya ketika ia memandang pada sebidang bulatan di tanah yang dibuat oleh sinar yang memancar melalui celah-celah daun dari suatu pohon.

Siswa yang baru saja mulai harus juga mengambil nimitta dengan melihat pada suatu bidang lingkaran demikian , dan melakukan meditasi pada saat itu dengan mengatakan “ Obhaso…Obhaso… “ atau “Aloko…Aloko… .”.

Ia yang tak mampu melakukan ini harus menyalakan suatu lampu atau lilin yang ditempatkan di dalam sebuah tabung yang tertutup salah satu lubangnya dari lubang yang tidak tertutup menghadap ke tembok. Sinar lampu yang keluar dari lubang akan memancarkan sinar bulatan pada dinding. Cara ini lebih baik Karena cahaya dapat lebih lama daripada yang lainnya. Siswa harus merenungkan cahaya itu dengan mengucap kata, “Aloko…Aloko… “.

Disini Uggaha-nimitta akan mengambil bentuk dari lingkaran yang dibuat pada dinding akan tetapi Pathibhagga-nimitta akan muncul sebagai suatu kumpulan sinar yang terang. Perkembangan yang selanjutnya adalah seperti kasina-kasina yang lainnya yang sudah diterangkan diatas.


Keuntungan Dari Praktek Meditasi “Alo-Kasina” :

Sehubungan dengan meditasi Alo-Kasina, Visuddhimagga memberikan suatu uraian yang utama berkenaan dengan keuntungan-keuntungan khusus yang dapat diharapkan oleh siswa.

Dengan praktek dari Alo Kasina ia akan memperoleh berbagai jenis kekuatan batin ( Abhinna ) berupa “Iddhividdhi”, yaitu :

1. Menciptakan sinra,

2. Menjadikan benda-benda materi yang berbentuk menjadi bersinar,

3. Mengusir kemalasan dan kelambanan,

4. Menciptakan sinar untuk melihat bentuk-bentuk seakan dengan mata-dewa.


II.10. PARICCHINNA-AKASA-KASINA

Berkenaan dengan kasina ini, komentar mengatakan :

“ Ia yang mempelajari akasa-kasina, mengambil nimitta dalam ruang yang dibatasi oleh suatu celah di dinding, suatu lubang kunci atau ruang jendela. Siswa yang tidak dapat mengambil nimitta dalam salah satu dari kesemuanya ini, ia harus membuat lubang yang lebarnya satu jengkal dan empat inchi lebarnya, baik dalam suatu tanda yang tertutup dengan baik atau pavilion, suatu tikar atau benda-benda lain yang serupa. Dengan mengulang kata-kata, “Akaso…Akaso…” ketika ia bermeditasi, ia akan mendapatkan uggaha-nimitta muncul dalam bentuk suatu celah atau suatu lubang kunci dan lain-lain, tetapi tidak dapat diperluas. Akan tetapi, Pathibhagga-nimitta muncul tanpa batas-batas ( seperti sisi-sisi dari suatu dinding atau lubang kunci ), sebesar lingkaran langit dan cenderung berkembang terus menerus. Selanjutnya praktekkan sesuai dengan yang telah diterangkan dalam penjelasan mengenai Pathavi-kasina.


Keuntungan Dari Praktek Meditasi “Akasa-Kasina” :

Sehubungan dengan meditasi Akasa-Kasina, Visuddhimagga memberikan suatu uraian yang utama berkenaan dengan keuntungan-keuntungan khusus yang dapat diharapkan oleh siswa.

Dengan praktek dari Akasa Kasina ia akan memperoleh berbagai jenis kekuatan batin ( Abhinna ) berupa “Iddhividdhi”, yaitu :

1. Menemukan objek-objek yang disembunyikan,

2. Menyebabkan benda-benda muncul karena hilang atau disembunyikan,

3. Melihat ke dalam pertengahan batu karang atau tanah,

4. Menembus tanah dan batu karang dan menciptakan ruang di dalamnya,

5. Berjalan melalui dinding dan barang-barang lain yang padat.


SUB-BAB III.

ORANG YANG TIDAK SESUAI

UNTUK MEDITASI KASINA

Dalam Anguttara Nikaya.III.36 kita mendapatkan pernyataan sebagai berikut :

“ Individu-individu yang diikuti oleh Kamma-kamma buruk, perbuatan-perbuatan jahat yang menghancurkan ( Lima Garuka Kamma ), atau pengaruh-pengaruh kamma ( dari kehidupannya yang lampau ), dan mereka yang bersifat ragu-ragu, kurang akan kemauan ( untuk berusaha ) dan bodoh alami, tidak mampu untuk menetapkan kepastian, kesuksesan di keadaan yang bersifat suci… .”

Dari orang-orang yang demikian tidak ada seorang pun yang akan berhasil dalam mempraktikkan salah satu dari kasina apa pun diantara sepuluh (10) kasina.

Dan juga, mereka yang bersifat hermaphrodite, atau homoseks / lesbian, atau orang-orang kebiri, tidak dapat mencapai kesuksesan dalam latihan meditasi Kasina. Tidak hanya dalam meditasi Kasina tetapi juga dalam pokok-pokok meditasi lainnya.

Tidak ada orang-orang dari jenis-jenis yang telah disebutkan diatas akan berhasil mencapai hasil-hasil yang sempurna, jika kondisi-kondisinya tidak diubah dalam kehidupan yang sekarang atau dalam kehidupan yang akan datang. Hanya mereka yang memiliki sifat-sifat baik dari keyakinan, kebijaksanaan dan ketetapan hati yang teguh yang dapat mempraktekkan meditasi ini dengan berhasil.

Jhana-Jhana yang diperoleh melalui kasina-kasina membawa pada jalan pandangan terang ( vipassanannana ), jadi akan memungkinkan siswa untuk menyelesaikan kesempurnaan pengetahuan dengannya ia akan mencapai kebahagiaan sejati, kebahagiaan adi-duniawi ( lokuttara-dhamma ), ialah : NIBBANA.

Demikian wacana ini kami sajikan. Semoga membawa manfaat bagi anda semua yang ingin melatih diri menggunakan kesepuluh (10) kasina tersebut.

“Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta!”

( Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia! )

Salam Damai dan Cinta Kasih.


( Diposting di Semarang-Barat : Jumat Pon, 30 Januari 2009 )

93 Tanggapan to “KASINA-BHAVANA”

  1. ratanakumaro said

    Salam Hormat untuk Anda Semua… ,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Bagi anda yang tertarik akan Abhinna ( kekuatan batin ), silakan berlatih sepuluh kasina ini ( hehehe…, iming2 ni…, 🙂 )

    Namun, Abhinna bukanlah suatu tujuan tertinggi.
    Sebab, tujuan tertinggi adalah KEBAHAGIAAN-SEJATI ; “Nibbanam-Paramam-Sukham”… .

    Selamat berlatih, semoga sampai tujuan akhir, pembebasan sempurna dari ikatan kelahiran, usia tua, sakit-penyakit, dan kematian!

    “Vayadhamma Sankhara, Appamadena Sampadetha”

    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,
    “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta!”

  2. kangBoed said

    Salam Sejati
    —————————–

    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    —————————–
    Mas Ratna yang guanteng and cuaeeem ….
    Mas ini mungkin jawaban dari warna yang suka muncul dari zikir saya mas. Kenapa sih padahal saya tidak berpikir atau membangkitkan nimitta tapi warna tersebut muncul begitu saja dan berputar tepat setiap saya menutup indera dan mulai nikmat berzikir ?? mengapa nimitta bisa bangkit begitu saja mas tanpa saya mngetahui apa itu nimitta apalagi membayangkan nimitta ??
    ———————————

    Nimitta merupakan gambaran batin, refleksi dari batin kita masing-masing.

    Saya akan mencoba sharing untuk menggambarkannya, mudah2an gambaran ini bisa membawa pemahaman, meskipun tentunya tidak tepat sama dengan apa yang terjadi ketika bermeditasi, ” Bagaikan jari menunjuk bulan, bukan bulan itu sendiri … ” 🙂

    Mas, anda pernah nyetel lagu DVD player di komputer ? Terus ada gambar sinar-sinar atau gelombang2 sinar atau pusaran2 sinar yang berputar dilayar ? Nah, itu adalah gambaran dari batin yang memasuki tahap awal meditasi ( Parikamma-nimitta ). Yaitu dimana sinar masih ‘wara-wiri’ di dalam batin kita. Datang, pergi, besar, kecil, berpendar, berkumpul, berpendar lagi… merah, ganti biru, lalu ganti kuning, ganti putih, ganti seperti matahari, ganti lagi, dan seterusnya. Ini adalah gambaran dari tahap awal meditasi.

    Tahap setelah itu, adalah ketika, sinar mulai “kumpul”, mulai tidak goyah , jadi bundaran , mengkristal. Pada tahap ini, kelemahannya, kita belum bisa menguasai nimitta, hanya saja nimitta sudah mulai “setengah-matang”. Disaat ini batin mulai agak-tenang. Nimitta di tahap ini adalah “Uggaha-nimitta”.

    Setelah melalui tahap kedua, batin sudah benar2 mantap, kokoh, tidak goyah lagi. Dalam tahap ini, nimitta sudah “matang”, bundar bersinar di dalam mata batin kita, bisa saya katakan “sempurna”, tidak bercacat. Jika kita berkehendak dalam batin, “Merah”, maka nimitta berubah menjadi “merah”. Jika kita berkehendak dalam batin lagi, “Biru”, nimitta berubah jad “Biru”. Jika kita berkehendak lagi dalam hati ” Mengecil “, maka nimitta akan mengecil sesuai maksud kita. Jika kita berkehendak dalam hati ” Besar “, maka ia akan membesar sesuai kehendak kita. Hingga terakhir, anda dapat mengubahnya menjadi bening. Nimitta di tahap ini sudah benar2 matang, tidak ada lagi “carut-marut”nya, karena batin sudah benar2 tenang. Ini adalah Patibhaga Nimitta.

    Nah, jika anda sudah sampai pada Patibhaga nimitta dan kemudian anda mampu mempertahankan konsentrasi pada titik tengah nimitta tersebut ( yang paling terang ) selama kurang lebih 3 jam, maka baru kemudian ( sekali lagi : BARU ) anda memasuki “Jhana I”.

    Padahal, untuk mendapatkan Patibhaga nimitta, bukanlah hal mudah. Seseorang harus benar2 mempunyai timbunan kebajikan dan “kesempurnaan” (Paramitha), yang salah-satunya adalah latihan2 Jhana itu sendiri ( Dyana-Paramitha ).

    Untuk memperoleh Patibhaga nimitta, banyak orang yang setelah bertahun-tahun baru bisa memperolehnya.

    Semua nimitta ini NYATA. Artinya, kita tidak boleh menipu diri sendiri dengan mengatakan bahwa ‘aku telah mendapat Patibhaga nimitta’, padahal kenyataannya baru ‘parikamma-nimitta’. Jika demikian, maka kita akan semakin lama memperoleh kemajuan dalam samadhi.

    Patibhaga nimitta ini , adalah disaat kita benar2 bisa menguasai nimitta tersebut sekehendak hati kita. Dan tetap terjaga, tidak goyah, meskipun gangguan apapun datang silih berganti disekitar kita.

    Jika mas “KangBoed” benar2 telah mencapai tahap ini, hingga mampu mempertahankannya MINIMAL selama tiga (3) jam, dimana selama tiga (3) jam tersebut batin benar2 tenang, tidak goyah dan GENTAR meski ada berbagai gangguan ( baik suara, wujud, dan lain sebagainya ), maka saya dengan penuh suka cita mengucapkan : SELAMAT! SAYA IKUT BERBAHAGIA ATAS PENCAPAIAN ANDA!

    Jika sudah sampai di tahap ini, artinya kita sudah berhasil mencapai Jhana I. Kemudian kita bisa keluar dari sana, dan menganalisa kelima faktor Jhana : VITAKA, VICARA, PITI, SUKHA, dan EKAGATA. ( semua penjelasannya sudah di halaman SAMADHI ).

    Mekaten mas… Mari mas, kita sama-sama giat berlatih… ! Semoga Kita mencapai Pencapaian yang Seharusnya! Meningkat dan terus meningkat!

    ———————————————–
    Mas warna yang muncul dalam cerita persiapan samadhi saya kok urutannya bisa persis dengan yang mas ceritakan disini, mulai dari nila mengecil membesar berputar kemudian muncul kuning bergantian dengan nila mengecil dan membesar merah putih dan sampai cahaya yang menyilaukan, saya tidak pernah berpikir bahwa ini sesuatu sensasi yang harus dilatih karena beberapa kali saya tanya teman yang mengerti cakra tak bisa menjawab dan mereka bilang ikuti saja, kok kenapa yah mas bisa muncul sesuatu yang tidak pernah dipelajari, dan bisa urut lagi tolong jelaskan mas, mbulet pagi pagi dah ngerjain orang ya mas he he he ????
    —————————————

    Ya… yang ini sepertinya sudah saya gambarkan diatas ya mas … 🙂

    —————————————
    Terus masih banyak lagi mas sensasi sensasi yang saya tidak mengerti mas, salah satunya tiba tiba cahaya yang muncul tiba tiba berputar membentuk seperti lorong gua dan cahayanya berganti ganti warnanya, tapi anehnya cahaya yang redup berubah menjadi cahaya yang bersinar terang, berganti ganti bahkan warna warnanya sedemikian indahnya tak pernah saya temui warna warna seindah itu, dan kalau lorong tersebut berputar makin cepat makin cepat seakan seluruh isi badan saya tersedot berputar masuk kedalamnya, nah disinilah biasanya tidak lama kemudian gelap dan hening sepi tak terdengar suara apapun yang tinggal hanya nikmat yang terbawa sampai keesokan harinya, tolong dijelaskan sejelas jelasnya mas sensasi apakah ini??? lorong warna warni apa itu mas??? terus apa maknanya ini kalo perjalanan saya salah tolong dengan seluruh kebaikan mas tuntun dan beri petunjuk???
    —————————————–

    Nah, berkenaan dengan nimitta, itu sesungguhnya suatu proses perubahan dari “Parikamma-Nimitta” menuju “Uggaha-Nimitta” mas. Di saat ini, batin kita memang menjadi semakin tenang. Inilah “Upacara-Samadhi” mas, Tahap persis sebelum kita berhasil memasuki Jhana I.

    Itulah arti gambaran dari cahaya yang berputar kemudian berubah-ubah warnanya lalu seakan-akan membentuk seperti lorong cahaya, lalu kita tersedot masuk mas. Ketika cahaya masih berputar2 dan berubah2 warna, itu “Parikamma-Nimitta”. Disaat lebih tenang lagi, membentuk “lorong-cahaya”, inilah “Uggaha-nimitta”. Jika kita bisa “mempermainkan” nimitta itu sekehendak hati kita ( seperti yang saya gambarkan diatas ), maka inilah “Pathibaga-nimitta”. Jika kita bisa memusatkan perhatian pada “Pathibaga-nimitta” ini selama MINIMAL tiga (3) jam, kita baru kemudian masuk Jhana I.

    Mengenai Jhana I. Jika kita sudah berhasil masuk kesana, jangan lantas lalai mas. Jika kita tidak menjaga batin kita ( terhindar dari Panca Nivarana dan Dasa Palibodha ), dan jika kita tidak rajin melatih setiap hari, maka, ketika mengulanginya lagi, kita belum tentu akan berhasil kembali masuk Jhana I.

    Bahkan, malam ini bisa masuk Jhana I, besok sore belum tentu bisa masuk lagi ke Jhana I mas.

    Demikian mas, sharing dari saya… ,

    MOhon Maaf jika ada Salah-salah Kata mas… ,
    —————————————-

    Dear Bro Ratna Kumara thanks a lot wismilak eh wish you luck, Love & Peace in the earth

    —————————————-

    Dear Bro “KangBoed”, thanks a lot too… BUDDHA BLESS YOU 🙂 8)

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    Salah Hormat Untuk Anda,
    Salam Persahabatan,

    “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta!”
    “Semoga Semua Makhluk Berbahagia!”

  3. sugimo said

    @ kangBoed

    Suatu keberhasilan, pengalaman dan pencapaian yang baik dan jujur saja saya ucapkan selamat atas pencapaian Panjenengan.

    Semoga Panjenengan terus, terus dan terus, berpulang pada tujuan Panjenengan.
    Semoga seluruh makhluk berbahagia, mencapai pencerahan dan kebenaran sempurna.
    Maturnuwun.
    —————————-

    Salam Hormat kagem Bp.Sugimo,
    Sugeng Rawuh… ,

    Maturnuwun sampun kersa paring pitutur-pitutur yang indah dan menentramkan disini,
    Menentramkan hati kita semua… Mempercantik ruang punika…. .

    Nuwun… .

  4. kangBoed said

    he he he jadi malu nih, kelihatan ya mas orang bingungnya mengalami sensasi tapi gak tahu apa itu, untuk ketemu bro Ratna Kumara yang bisa menjelaskan dengan sejelas jelasnya, nanti kalo ada perkembangan boleh saya email mas Ratna aja yach biar gak malu kelihatan botolnya depan umum.
    ——————————-
    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih,

    Mas, kita kan sama-sama “pelajar”, jadi, mari belajar bersama.

    Lha tadi anda ada pertanyaan, ya saya menjawab sesuai pengalaman dan pengetahuan saya, yang semestinya. Jadi, ini hanya sharing kok mas, biasa saja…

    Tapi sekarang kita semua kan jadi mengerti mas, bahwa ternyata untuk masuk Jhana I dibutuhkan tahap-tahap seperti itu. Tahap2 itu bukan DOGMA lho mas, bukan TEORI, tapi itu benar2 proses batin saat seseorang bersamadhi, kita semua bisa membuktikannya. Itu step-step memasuki “ketenangan” yang dalam , yang paling dalam dan tak berbatas, ” bagaikan samudera tanpa batas”, begitu kata orang2 bijak.

    Makanya dari kemarin saya matur panjenengan bahwa Samadhi itu tidak semudah yang dibayangkan orang-orang diluaran mas. Dan, gara-gara ngomong gini ( samadhi tidak semudah yang dibayangkan orang-orang ) ada “TEMAN” ( teman apa teman ?? hehe 🙂 ) yang “BILANG” ( bilang apa mbatin ya ? heheh… 🙂 ) , “Wah, mas Ratana, kamu itu kok gitu sih ? Kayaknya kamu sendiri yang paling tau, yang paling bener… kayak orang lain ndak bisa samadhi ( *maksudnya mungkin : kayak aku ndak bisa samadhi* hihi, 🙂 )… Tapi tujuan saya baik kok mas, sharing yang sebenar-benarnya dari sesuatu yang disebut “Samadhi” ini.

    Yaitulah mas, sekali lagi, memang samadhi itu tidak mudah. Orang menganggap mudah karena dipikirnya seperti latihan-latihan KUNDALINI, YOGA, REIKI, PRANA, di center2 meditasi itu. Padahal, “samadhi” yang saya bahas disini tidak seperti itu, tidak ada kaitannya sama kemampuan akrobatik jungkir balik dan kelenturan tubuh. Samadhi adalah untuk “Pencerahan” , untuk “Pembebasan”, bukan “olah-raga”… .

    Mekaten mas… ,

    Mohon maaf jika ada salah-salah kata mas… ,

    ————————————————-

    Mas Sugimo Salam kenal mas pitutur sampeyan benar benar menenangkan hati dan memberi support positif yang kuat mas he he he ma kasih banyak buat sampeyan berdua, sekali lagi Mas Ratna yang sabar ya direpotin terus bro ma aq….
    Salam Persahabatan dalam Kesejatian rasa
    ————————————————-

    Salam Persahabatan selalu mas… ,

    Kita hanyalah siswa-siswa pendaki gunung terjal, yang baru akan selesai jika telah mencapai “puncak” kesempurnaan! ( Wuiih, ngeriiiiii…. 😀 )

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta!”
    ( Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!”

  5. phang said

    Saya cuma mau tambahkan aja mengenai nimitta atau melihat cahaya bila konsentrasi kita bertambah kuat… Nimitta ini muncul bukan karena hal mistik…jd jangan berpikir bahwa hal ini adalah sesuatu yang mistik… Mohon diperbaiki bila ada kesalahan…

    Menurut Abbhidhmma, Kita tahu bahwa didalam tubuh kita ini ada jutaan ato milliaran RUPA KALAPA (mgkn istilah modern ato ilmiah atom).. dan setiap rupa kalapa miliki 8 karakteristik: 4 elemen (tanah, air, api, angin), warna, bau, rasa, dan gizi..

    karena setiap rupa kala memiliki warna…maka dengan konsentrasi yang makin kuat..maka kita bisa melihat cahaya yang muncul….sebab kita melihat cahaya dari rupa kalapa… dengan makin kuat konsentrasi cahaya yang muncul pun makin terang…

    Ini kenapa kalo kita tidak dlm kondisi konsentrasi yang kuat tidak mampu melihat cahaya ini….

    semoga semua makhluk tiba saatnya merealisasikan nibbana..

    ————————————————-
    @Sdr.Phang… ,

    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Pattanumodana atas tambahan komentar anda … ,
    Menjadi tambahan pelajaran dan pengetahuan bagi kita semua disini, termasuk saya tentunya… .

    Sukhi Hottu,
    Mettacittena… .

  6. kangBoed said

    Tenang Bro jangan begitu.. Saya maupun sampeyan nih sama sama nyeleneh alias pemain watak bisa sebentar muncul jadi uring uringan, marah marah, sebentar lembut sok sabar, asli lho ternyata mirip tapi yah itulah permainan ya mas dalamnya sih gak gitu kayanya sih lembut …
    ————————————–
    Salam Hormat Untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih,

    Wah, apa iya begitu ? Pemain watak ya mas ? Christine Hakim dong ?? Hehehe… 😀

    Dalamnya lembut… ya, dalamnya lembut… . 8)
    —————————————
    he he he malu ah kok ketahuan.
    —————————————
    Wah, yang ini lagunya MATTA BAND nih mas,
    ” O…oo… Kamu ketauan!” 🙂

    Tapi yang kemarin itu justru yang cuma wira-wiri , ingak-inguk, baca-baca tapi gak kasih komentar itu lho mas… 🙂
    ————————————–
    Nah satu lagi ternyata samadhi dengan meditasi mereka seperti reiki dll toh beda ya mas aq baru tahu pantas aja pengalaman saya saya tanyakan pada mereka pada gak ngerti sampai kepikiran saya nyasar kali
    Ocche terima kasih banyak bro Ratna Kumara kiranya semua pitutur, pituduh sareng piwulang sampeyan bisa saya renungkan lebih dalam lagi he he he
    —————————————
    Benar mas…

    Makanya saya heran, banyak orang yang belum mengerti ” SAMADHI ” tapi sudah memberanikan diri menjadi seorang “GURU” samadhi, memimpin sebuah “Aliran”.

    Guru yang benar, yang sudah benar-benar menyelesaikan yang harus diselesaikan, yang sudah mengetahui yang harus diketahui, yang sudah menghancurkan yang harus dihancurkan ( kekotoran-kekotoran batin, setipis apapun , yang berupa : keserakahan akan keindriyaan ( lobha ), kebencian ( dosa ), dan kegelapan batin ( Moha ) ( Contoh orang2 yang Moha-nya masih tebal, adalah orang yang masih tergila-gila dengan harta benda dunia maupun surga, tergila-gila dengan keduniawian maupun ke-surgawi-an. Harta benda dunia kita semua tentunya sudah paham. Sedangkan harta benda surgawi misalnya : “benda”2 yang dianggap memiliki kekuatan “ghaib” tertentu, jimat-jimat, dan lain sebagainya. Kalau orang masih bangga dan melekat pada hal demikian, berarti belum mengerti “SAMADHI” mas, baru “ngerti”2-nan thok… )
    ——————————————
    Love & Peace my Bro
    ——————————————
    Salam Damai dan Cinta Kasih, Saudaraku…,
    Salam Persahabatan Selalu… ,

    Semoga Kita Semua Segera Merealisasikan Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!

  7. ratanakumaro said

    @ Phang… ,

    Salam Hormat Untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Itu sebabnya, seseorang Yogi yang sudah mampu melihat dan menganalisa, mengerti akan RUPA KALAPA , tidak akan pernah lagi tergila-gila dengan keduniawian… .

    Salam Damai dan Cinta Kasih… .

  8. phang said

    @Ratnakumara,

    Salam Hormat juga,

    Saya maasih belum mampu melihat dan menganalisa RUPA KALAPA, saya juga tahu ini dari Abbhidhamma…

    Semoga semua maklhluk berbahagia…

  9. kangBoed said

    Mas Ratna Kumara lagi kesepian ya mas …
    —————————————–
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Apa dasarnya anda berkata begitu ?

    Kesepian ? Tidak mas. Tapi , saya memang pecinta kesunyian… .
    Pecinta kesunyian, bukan berarti kesepian.

    Sepi, ramai, sedih, suka, hanya dunia konsepsi mas, dibentuk oleh pikiran.

    Bagi seorang siswa yang baik, sudah menyadari betul akan “jebakan”2 pikiran seperti itu mas… 🙂

    —————————————–

    mo tak temenin bingung mas botol ini masih tetap bodoh dan tolol apalagi kalo baca yang baru nyerapnya susah sekali ya mas..
    ——————————————
    Yang terakhir ? Yang mana mas ? Yang marananussati ?

    Hihi…, mungkin juga ya mas, bisa saja memang susah nyerapnya…, hihi… (:|

    ——————————————

    Kalo begitu terjawab sudah sampean pernah jadi perempuan he he he he makanya dalamnya lembut,
    ——————————————
    :-$
    sstt… jangan bilang2 mas ! :))

    Jadi setan juga pernah kok… . >:)

    Hehehe… .
    ——————————————
    jangan marah ya mas entar tambah jelek lho, eh salah ganteng mas he he he jeung Ratna Kumara he he he just kidding yo biar berwarna ya mas gak terlalu serius khan seram ih.
    ——————————————

    Tawa itu sehat mas! Tertawalah selagi masih bisa tertawa, nanti kalau sudah jadi yang seperti di halaman “Asubha-bhavana” malah udah gak bisa tertawa lagi mas. Ya kalau karmanya baiknya cukup kuat mendorong kelahiran kembali di alam surga, kalau turun ke alam binatang gimana coba ?? Malah jadi monyet ?? Gak bisa ketawa-ketiwi ngetawain orang lain lagi kan mas ?? Bisanya cuma “ngik-ngik-ngik…, nguk-nguk-nguk…. ” 8->

    Hiiii, serem ya mas ??? X_X
    ——————————————-
    Serius ah Bro Ratna mohon petunjuk berikutnya dalam Samadhi cara lakunya dan tahapannya
    ——————————————-

    Mas “KangBoed” yang baik dan budiman…,

    Sebenarnya keterangan2 di blog ini sudah cukup untuk digunakan sebagai petunjuk latihan kok mas… ,
    Silakan, sumangga, berlatih sesuai yang sudah saya terangkan. Juga dari komentar2 saya tentang “sensasi”2 nimitta, itu semua menurut saya sudah cukup.

    Tinggal bagaimana kita melatih diri. Terutama, melatih mengikis tiga akar : Keserakahan akan keindriyaan ( Lobha ), Kebencian / kemarahan ( Dosa ), dan Kegelapan Batin ( Moha ; batin yang tanpa “Panna” , kebijaksanaan penembusan akan hakekat dunia dan kehidupan ).

    Selamat berlatih mas “KangBoed” yang baik! :-bd

    ————————————–

    tapi sedikit sedikit aja ya bro soalnya nih otak kalo dikasih panjang panjang susah menerimanya dah terlanjur karatan kali bro, eh entah emang guoooblok dari sananya ya mas eh Bro biar gagah dikit kenapa gitu
    ————————————–

    Mas “KangBoed” yang budiman, wacana di blog ini memang sengaja saya suguhkan panjang lebar, justru sebagai “makalah” untuk pembelajaran.

    Blog saya memang saya rancang demikian, sehingga disini tidak ada artikel yang pendek, seakan2 maunya bermutu, tapi ternyata cuma “OPINI” saja… .

    Nah, justru “makalah” disini ini bisa panjenengan copy, bisa untuk dibaca-baca. Daripada beli buku ?? Ya gak mas ?? Hehehe… 😉
    —————————————

    Matur Nuwun Sahabatku Yang guaaaanteeeng he he kelihatan ada maunya ya tapi gak apa deh maunya positif koq
    Love & Peace in My & Your Country INDOnesia

    —————————————

    Matur nuwun juga Sahabat baik-ku yang budiman… ,

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    Bagi hati kita masing-masing, dan untuk perdamaian dunia… ,

    “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta!”
    ( Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!)

  10. Ngabehi said

    Sedangkan harta benda surgawi misalnya : “benda”2 yang dianggap memiliki kekuatan “ghaib” tertentu, jimat-jimat, dan lain sebagainya. Kalau orang masih bangga dan melekat pada hal demikian, berarti belum mengerti “SAMADHI” mas, baru “ngerti”2-nan thok… )
    ============================================================
    Saya yakin Mas Ratna sudah bisa melampui pengetahuan orang kebanyakan dan sudah terbebas dari kemelekatan duniawi apalagi terikat dengan jimat2, pusaka2 dan tetek bengeknya…
    emmm, mas berarti yang dari panembahan senopati itu boleh dong di riques ke saya… he he, bercanda lho mas jangan diambil hati.Tapi….mau dong..

    Rahayu

  11. ratanakumaro said

    @ Ngabehi,

    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih,

    Anda terlambat mas Ngabehi, benda2 pusaka saya sudah saya dermakan ke orang lain, yang suka mengkoleksi benda2 seperti itu, kira-kira akhir november atau awal desember 2008.

    Makanya, sekarang di blog saya sudah tidak saya pajang fotonya, bukan ? Termasuk foto2 para sesepuh Kejawen, juga sudah tidak ada.

    Tenang saja mas Ngabehi, bahwa apa yang bisa saya katakan, adalah yang sudah saya lakukan. Itulah gunanya saya menjadi siswa Sang Buddha, agama Buddha adalah “agama-praktek”, harus dipraktekkan sendiri, baru bisa dibuktikan manfaatnya.

    Demikian mas Ngabehi, yang baik budi.

    Oiya, itu gambuh pituturnya bagus mas, saya seneng bacanya… 😉

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!”

  12. Ngabehi said

    Syukurlah kalu saya terlambat memintanya, sehingga saya juga terbebas dengan benda yang saya maksud. Kira2 oktober lalu saya juga menyerahkan pusaka satu2nya (itu yang saya pakai foto)karena diminta kakak saya, dan sekarang ini saya tidak punya pusaka satupun…,tapi terus terang saya ini menyukai barang antik terutama keris, bukan saya cari tuahnya tapi sebatas mengagumi…., bolehkan…

  13. ratanakumaro said

    @Ngabehi…,

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    Salam Hormat untuk Anda… ,

    Sebenarnya, kalau dalam Buddhisme, melepaskan ikatan-ikatan seperti itu lebih kepada perkembangan batin, yang dihasilkan dari proses “laku” menjalankan “Jalan”. Jadi bukannya “antipati”. Sama seperti perkembangan usia, anak-anak TK suka main layangan, takjub dan tergila-gila melihat layang-layang terbang tinggi, meliuk-liuk. Lalu usianya naik, masuk SD, ganti kesenangan, ia sekarang lebih suka koleksi sepatu-sepatu yang bagus-bagus, atau alat-alat tulis yang bagus, dan lain-lain..,dst. Sampai akhirnya usianya jadi “tua”, lanjut usai, dan merefleksi perjalanan hidupnya, ternyata yang membuatnya tergila-gila dalam perjalanan hidupnya dahulu, tidak membawa manfaat bagi kebahagiaan-sejati, hanya kesenangan “semu”.

    Ummat Buddha bertujuan menggapai “Kebahagiaan-Sejati”. Jika ada yang mempunyai “kemampuan-batin” , itu hasil dari potensi diri sendiri, bukan dengan sarana menyimpan benda-benda “ghaib” yang mempunyai daya kesaktian, juga bukan dari akibat membaca “mantra”2 tertentu. Inilah jalan yang ditunjukkan Sang Buddha… .

    —————————-
    tapi terus terang saya ini menyukai barang antik terutama keris, bukan saya cari tuahnya tapi sebatas mengagumi…., bolehkan…
    —————————-

    wah, ya gak apa2 mas… Kalau suka kan ya bisa cari to mas…

    Mas, sekedar cerita, di Bali, saat kemarin terakhir saya kesana, banyak pertunjukan2 “ghaib” mas.

    Orang disana malah sudah biasa ngelihat makhluk halus, juga ngelihat adanya “adu-ilmu” antar orang sakti.

    Seringkali, kalau kita beruntung, di langit kita bisa melihat adanya benturan “energi”, persis seperti komet yang saling bertabrakan, tinggal akhirnya siapa yang menang. Ini nyata lho mas, beberapa orang Bali yang saya kenal juga menyatakan demikian, dan itu hal yang sangat wajar mereka saksikan disana.

    Saya juga sempet beberapa kali nyaksiin benda-benda yang kayak di Jawa sini itu ( ya kayak punya saya dulu ) sliweran di langit mas, cemlorot, merah menyala ( karena memang wujudnya api ), dan lesatannya itu…, wuiiih, pesawat aja kalah cepet itu mas… . Hmm, itulah pertunjukkan indah dari apapun yang ada di alam ini, tapi ya tetep saja “semu”, hehehe…. 😀

    Sekian sharing dari saya mas… .

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Segera Merealisasi Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  14. Ngabehi said

    wah, ya gak apa2 mas… Kalau suka kan ya bisa cari to mas…..
    ===========================================================
    lha itu mas, saya suka tapi ga mau mencari(bicara pusaka tadi).Kalu saya mencari berarti saya masih membutuhkan, masih berambisi.Tapi kalu dikasih itu urusanya lain lagi.
    1. bisa saja itu sebuah amanat atau pesan
    2. sebagai cindera mata ungkapan kasih sayang dsb, tanda persahabatan dll.
    Seperti mas pernah bersusah payah kirim buku ke saya, buku itu tak puthi2 sampai sekarang, bahkan kalu ada yang pinjem tak wanti wanti jangan sampai rusak, semua itu bukannya kok karena terdapat sabda orang winasis, tapi karena itu wujud dari kasih atau perhatian dari seorang sahabat, begitu mas.Jadi waktu mas berderma tentang koleksinya kok ga inget ke saya, waduh….piye iki, tapi yo rapopo lah…
    Yo wis mas tak dongakke ndang cepet kelakon opo sing kok sedyo..

    Wassalam

  15. ratanakumaro said

    Dear Mas Ngabehi yang baik… ,
    ——————————-
    lha itu mas, saya suka tapi ga mau mencari(bicara pusaka tadi).Kalu saya mencari berarti saya masih membutuhkan, masih berambisi.
    ——————————-

    Ya saya ikut berharap ya mas, semoga nanti ada yang memberi mas, atau semoga ada yang dateng sendiri… 😉

    ——————————-

    Tapi kalu dikasih itu urusanya lain lagi.
    1. bisa saja itu sebuah amanat atau pesan
    2. sebagai cindera mata ungkapan kasih sayang dsb, tanda persahabatan dll.

    —————————

    Waduh, berarti kemarin itu seharusnya punya saya itu amanat ya mas ? 🙂

    Ya sudahlah, sudah diminta orang, hehe… 8)

    ————————-
    Seperti mas pernah bersusah payah kirim buku ke saya, buku itu tak puthi2 sampai sekarang, bahkan kalu ada yang pinjem tak wanti wanti jangan sampai rusak, semua itu bukannya kok karena terdapat sabda orang winasis, tapi karena itu wujud dari kasih atau perhatian dari seorang sahabat, begitu mas.
    ————————-

    Maturnuwun mas Ngabehi… 🙂

    Tapi, memang sahabat ya mas ? Kalau sahabat itu harusnya saling bagaimana ya mas ?? :))

    ————————–

    Jadi waktu mas berderma tentang koleksinya kok ga inget ke saya, waduh….piye iki, tapi yo rapopo lah…

    ————————–

    Karena itu diminta mas, dan masih terhitung saudara sendiri, ditambah lagi dia yang kerumah saya, lalu nempil, ” Tak pek’e, nggo aku wae ya ?? Kan ning kene ya wis ora diopeni to ?? ”

    Yawis, tak beriken… Mekaten mas… ,

    Nanti, kalau saya pas ke Bali lagi, kalau beruntung dapet ( kalau beruntung lho mas ), nanti tak catet nama njenengan… Tapi ndak janji, lha saya memang gak pernah nyari gitu2an, dari dulu sampai sekarang ini mas… . 😉

    —————————-

    Yo wis mas tak dongakke ndang cepet kelakon opo sing kok sedyo..

    —————————-

    Yo wis, aku yo tak melok ndongakke muga2 kelakon apa sing kok sedya uga… 🙂
    —————————–
    Wassalam
    —————————–

    Wa’ alaikumsalam Warrahmatullahhi Wabarrakatu… .

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta!”
    (Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!)

  16. kangBoed said

    He he he ooh kamu ketahuan suka copy paste tanpa ijin lagi he he he dasar botol kosong gak punya malu,
    Mas kok aku juga kenapa yah engga pernah suka atau tertarik ama pusaka semacamnya, pusaka ku itu cuma satu di minta orang gak bakal di kasih habis nyang bisa ngurus, ngopeni ma jamase mung isteriku he he eh he he
    Bro lagi ah sampean gagahnya di panggil bro, Bro kalo sampeyan ke Bandung tak mampir di gubuk reyotku ya biar saya bisa ngangsu kaweruh karo sampeyan my bro
    Bro tuh koment sampeyan di mas Ngabehi kok bertolak belakang ma yang sampeyan koment buat daku, jangan ngeles lagi ya, ternyata masuk ke dalam diri ya tambah botol bodoh dan tolol he he wa ka ka ka ka
    Salam Persahabatan dalam kesejatian Rahsa yang Sejati

  17. ratanakumaro said

    Dear mas KangBoed yang baik… ,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Maksud anda dengan “copy-paste” apa mas ?
    Artikel disini memang pure Buddhistik, tentunya ini berasal dari kepustakaan saya sendiri dan saya merangkumnya, untuk saya persembahkan kepada para pembaca ; dan sumbernya tentu Sang Buddha sendiri mas . Yang saya ketahui, artikel disini belum pernah dimuat di blog manapun. Mohon ditunjukkan bila memang ada blog yang memuat tulisan-tulisan yang mirip, maka saya akan mengganti artikel saya tersebut , tentunya dengan mempertimbangkan waktu ( saya kan kerja kantoran mas ).

    Juga perlu anda ketahui, namanya “Dhamma”, ajaran Sang Buddha, tentu ya seperti itu. Disini juga hadir Sdr.”PHANG”, dari Komunitas Buddhis Indonesia ( dhammacitta.org ), ketika saya membuka artikel-artikel disana, juga memang senada ( meski tentunya tidak sama persis ) dengan artikel disini. Mengapa bisa sama ? Karena , kami sama-sama menyajikan ajaran Sang Buddha ( tentunya bedanya saya tidak mewakili organisasi apa2, sedangkan dari Sdr.Phang disana lebih terorganisir ).

    Demikian mas kangBoed, tamu saya yang baik budi… Mohon diperbaiki bila ada kesalahan… .

    Salam Damai dan Cinta Kasih…,
    Semoga Anda senantiasa Selamat, Sejahtera, dan Berbahagia… .

  18. ratanakumaro said

    @ Mas kangBoed…,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Hmm, justru saya menganjurkan anda untuk mengcopy paste tulisan saya disni ( lihat komentar saya untuk anda, koment no.9 ).

    Atau maksud anda, anda ini sedang ngomong untuk anda sendiri ? Kalau memang anda mengcopy, gak apa2 kok mas, memang artikel2 disini tujuannya biar dicopy orang, dan itu sangat saya anjurkan. Toh ini bukan ajaran saya, ini ajaran Sang Buddha mas… .

    Anyway, anyhow, kalau memang ada blog lain yang punya artikel “plek” mirip persis dengan saya , justru saya bertanya2. Dulu juga pernah ada blog yang copy paste artikel dari sini, tapi sekarang sudah tutup blog itu mas.

    Mekaten mas kangBoed, tamu saya , yang baik budi… .

    Salam damai… .

  19. kangBoed said

    He he he he
    Dear Bro Ratna Kumara yang guanteng
    makanya bro kalo baca yang tuntas jangan keburu marah apalagi tersungging eh tersinggung entar gantengnya hilang, Baca no 6 dan no 9, terus botol kosong itu biasanya siapa yang nyebut bro … bro…. mbok ya sabar dikit toch he he memang salah saya nulisnya kurang koma bro tapi masa sikh gitu aje …. he he he
    terus pertanyaan aq yang no 16 langsung gak dijawab segitunya sih he he he bro jawab dong, hati hati bro daku pemain watak nih he he he he jadi malu ih aq he he jawab ya yang no 16 biar gantengnya balik lagi he he
    Salam Damai dan cinta Kasih selalu

  20. ratanakumaro said

    Bro tuh koment sampeyan di mas Ngabehi kok bertolak belakang ma yang sampeyan koment buat daku, jangan ngeles lagi ya, ternyata masuk ke dalam diri ya tambah botol bodoh dan tolol he he wa ka ka ka ka
    ——————————–

    Salam mas kangBoed, maksudnya koment di mas Ngabehi yang mana ya ? bertolak belakang dengan yang mana mas ?

    ——————————–
    makanya bro kalo baca yang tuntas jangan keburu marah apalagi tersungging eh tersinggung entar gantengnya hilang, Baca no 6 dan no 9, terus botol kosong itu biasanya siapa yang nyebut bro …
    ——————————–

    Hehe, gak marah, hanya menjelaskan kalau2 anda salah sangka.
    haha, ganteng, ganteng itu apa coba ya mas ? Nanti kalau sudah jadi busuk kayak yang difoto2 halaman asubha, juga sudah jijik. Rupa ( tubuh ) kita ini juga bukan “Aku” kok mas, hehe… 🙂

    ——————————–

    bro…. mbok ya sabar dikit toch he he memang salah saya nulisnya kurang koma bro tapi masa sikh gitu aje …. he he he

    ——————————-

    Lha itu dia mas, sampeyan kalau nulis nrucus gak ada komanya, gak jelas ditujukan untuk siapa.. Mbok ya pake tanda baca to mas.., jadi yang baca paham… , hehehe 😉

    ——————————–

    terus pertanyaan aq yang no 16 langsung gak dijawab segitunya sih he he he bro jawab dong, hati hati bro daku pemain watak nih he he he he jadi malu ih aq he he jawab ya yang no 16 biar gantengnya balik lagi he he
    —————————–

    Lha itu saya coba jawab, tapi malah dalam bentuk pertanyaan, :-))

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!”

  21. ratanakumaro said

    Salam Damai dan cinta Kasih…,
    Salam Hormat untuk Anda semua…,

    Mas KangBoed yang baik,
    Mas Ngabehi K.M. Sahabat saya yang budiman,
    Bapak Sugimo,
    dan semua pengunjung disini… ,

    Saya pemitan dulu, besok pagi jam 06.10 saya sudah harus terbang dinas keluar lagi, keliling sampai akhir maret ’09.

    Jadi, mungkin saja saya tidak bisa selalu on-line disini, discuss dengan anda2 semua.

    Tapi , ini saya usahakan untuk mengupload halaman baru, yaitu tentang “ANAPANASATI BHAVANA”, latihan pengembangan batin dengan landasan pokok pemusatan perhatian “nafas” ( Pana ; Prana ).

    Semoga bermanfaat untuk anda semua.
    Semoga Semua Makhluk Segera Merealisasi Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!

    “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta!”
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!”

  22. kangBoed said

    he he he ntu tuh ditempatnya or istananya Mas Ngabehi yang mengenai botol,” kenal diri maka kenal hakekat gustinya ” bisa aja dech ngelesnya bro bro
    ——————————————-
    Dear mas kangBoed,
    Ternyata masih bisa nyuri waktu kerja, dan ternyata sambungan internet disini cukup bagus.

    “Kenali diri maka kenal hakekat gustinya”,
    Kalau menurut saya,
    “Kenali diri kita, maka kita akan mengetahui siapa dan apa hakekatnya diri kita… ;
    AN-ATTA… ; Tidak-ada AKU “,

    Nanti deh mas, kalau njenengan belajar Vipassana ( nanti tak upload-kan artikelnya ), pasti mengerti : tidak kekal, duka, dan…, tidak-ada “Aku”.

    ——————————————-
    terus mengenai pusaka no 16 gimana he he
    ——————————————-

    Oh, anda terlambat mengenal saya ( hehe ).
    Dulu, saya membuat blog ini, dengan nuansa Kejawen ( hanya nuansanya saja )
    Jadi, dulu saya paparkan bahwa saya sendiri dulu beragama Islam, juga memeluk Kejawen… ,
    Nah, karena itu, saya tulis silsilah saya, juga pengalaman saya “ngangsu-kaweruh” pada beberapa sesepuh Kejawen. Karena itu, saya upload pula foto mereka, termasuk, foto keris yang saya punyai. Namun, meskipun keris itu saya pasang fotonya, sejak saya menjadi ummat Buddha, sudah mengerti, bahwa hal2 seperti itu, hanyalah “semu”, tidak membawa manfaat bagi perkembangan spiritual apalagi bagi kebahagiaan sejati ( kebahagiaan yang transendental ).

    Jadi, ketika saya bicara , bahwa seseorang yang masih melekat dan bangga kepada benda2 ghaib ( apapun bentuknya ), berarti belum mengerti samadhi dengan benar, mas Ngabehi memberi komentar itu. Padahal, dari dulu ketika saya mengupload foto keris itu, sudah saya jelaskan, sejak menjadi ummat Buddha, saya tidak lagi melekat padanya. Foto itu hanya ilustrasi bahwa saya sendiripun dulu pemeluk Kejawen, dan lama sekali berkutat disana, tapi sudah tidak mempunyai arti bahwa saya melekat pada keris itu, karena saya sudah menempuh jalan “Buddha” 😉
    ————————————-
    and ntu tuh suka main ke Bandung enggak gitu biar dilatih ma guru besar langsung bro he he he
    ————————————-
    Insya Allah… Guru Besarnya Sang Buddha lho… .
    ————————————-

    Entar lagi kalo mo keluar negeri ajak ajak dong, kita khan mo tahu juga biar ga udik melulu, wah jangan lupa oleh olehnya bro, eh enggak deh Semoga selamat dalam perjalanan
    Salam Damai Peacelah
    dari Sahabatmu
    —————————————
    Insya Allah… .
    Salam Damai dan Cinta Kasih…,

  23. kangBoed said

    He he he bro .. bro ..
    nih tak kutip pernyataan sampeyan hehehehe
    Dear Mas Ngabehi…,
    Apa kabar malam minggunya ?? Bisa menimati waktu bersama keluargakah ??
    Sebagai penutup kata: kenali dirimu maka kau akan mengenali tuhanmu dan kenalilah tuhanmu maka terasa semakin bodohlah akan dirimu…
    Bro Ratna baca tuh yang bener pusaka no 16 jamin anda terbahak bahak dah jawab kemana aja keris bungkus kolor he he he he he jadi malu ah Sorry bercanda bro seneng godain sampeyan..
    Bro syukur dech dikau dah selamat mpe disana tanpa kekurangan sesuatu apapun, any way any how ternyata kangen ya ma sodara sodara disini he he jangan lupa hati hati bro jangan jajan sembarangan he he he entar mules khan repot yach bro take care your self occcce broooo
    Peeeaceeee weee laaaah

  24. ratanakumaro said

    Dear kangBoed… ,
    Salam Damai dan Cinta Kasih…

    Oalah, itu kalimatnya mas Ngabehi sendiri itu… Coba, anda lebih teliti lagi bacanya, itu koment saya untuk tulisan mas Ngabehi (Gambuh Pitutur III kalau gak salah)… ,

    “Sebagai penutup kata: kenali dirimu maka kau akan mengenali tuhanmu dan kenalilah tuhanmu maka terasa semakin bodohlah akan dirimu…”

    coba anda baca tulisan mas Ngabehi, maka di akhir tulisan akan anda temukan kalimat itu. Nah, setelah saya memberi komentar, saya link-kan ke weblog saya tentang perenungan-terhadap diri dan kematian… .

    Pusaka no.16 ? Healah…, maaf mas…, karena saya disini nyambi kerja ini mas…, kemarin nulisnya cepet2an, karena mau balik kerja lagi ( hehe, ngambil kesempatan dalam kesempitan waktu yang tersedia mas… 🙂 )

    Keris bungkus kolor itu, ya memang yang ahli jamasin memang bener, cuma istri sampeyan thok :)) 8)

    Oiya, bener kata anda, kangen sama orang disini, hehe… :))

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    Damai… Damai… Damai… ,
    Ohm…Santi…Santi…Santi… Ohm… .

  25. herjuno76 said

    Kagem Raden Mas Rataya

    Ojo lali oleh olehe yooo
    ga, cuma bercanda lho dan jangan diambil hati…
    saya itu memang suka sekali ngguderi sampeyan.
    Mas kirimin ke email saya tata cara semedhi ala budhis, tapi yang ringkes dan gampang difahami , jangan panjang2 yo
    maaf terpaksa nawar..

    Wah mas musim adem2 ngene njuk piye, sampeyan hebat betah hidup sendirian…

  26. herjuno76 said

    Kagem Raden Mas Ratya

    Ojo lali oleh olehe yooo
    ga, cuma bercanda lho dan jangan diambil hati…
    saya itu memang suka sekali ngguderi sampeyan.
    Mas kirimin ke email saya tata cara semedhi ala budhis, tapi yang ringkes dan gampang difahami , jangan panjang2 yo
    maaf terpaksa nawar..

    Wah mas musim adem2 ngene njuk piye, sampeyan hebat betah hidup sendirian…:P

  27. ratanakumaro said

    Dear Mas Ngabehi…,
    Salam Hormat untuk Anda,
    dan semua yang ada disini… .

    Oleh2nya apa ya enaknya ? hehe.. Insya Allah.. .

    Tata cara semedi sudah saya upload disini…, cuma memang ada beberapa yang gak saya upload, soalnya “rahasia” *hihihihihi* 🙂 ( beberapa memang menurut saya bersifat rahasia, misal mengenai bagaimana mempraktekkan hasil meditasi sesuai sesuatu yang kita inginkan ( supaya menjadi Abhinna ). Yang beginian, sebaiknya belajar ke Bhikkhu yang ahli mengenai ini, seperti para Bhikkhu-Hutan misalnya. Hal begini mestinya bukan wewenang dan hak saya … ).

    Betah hidup sendirian ? Ya enggak juga, lha wong ada teman2 kantor, ada mas Ngabehi, dan lain-lain… Karmanya belum cukup untuk benar2 sendirian ( di hutan ), mudah2an di usia senja nanti bisa kesampaian, saya malah lebih seneng begitu 😉

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    Damai…Damai…Damai…,
    di hati dan di bumi… ,

    “Semoga Semua Makhluk Hidup Segera Merealisasi Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati”

  28. Rajaka said

    buat mbak eh …. mas Ratana

    aku juga idem seperti mas herjuno76, minta oleh2nya dari daerah2 hehehe ….

    kabarnya semoga baik-baik saja, dan semakin tinggi …

    salam,

  29. kangBoed said

    He he he bro … bro … dah pada tahu tuh sampeyan kadang jadi peyempuuuan cuma pas jadi seeetan baru kite doang tuh yang tahu he he he
    Dalam kesendirian sadar enggak sadar ternyata masih ada teman berbagi canda, berbagi duka saling membuka antara warna warna yang berlainan membias mencerminkan warna yang satu, oh indahnya persahabatan dan persaudaraan menuju kesejatian, ketika kita masing masing bisa membuang ego pribadi, pembenaran sebuah warna dan mulai berusaha memahami perbedaan demi kesejatian, ternyata kita tetap adalah satu dalam cinta dan kasih sayang sejati tanpa kulit tanpa warna tanpa suara dalam keheningan dalam kesunyian dalam kerinduan yang berbalas dalam desah nafas kepasrahan oh indahnya he he he botol kosong suaranya nyaring tanda engga ada isinya tapi hanya dengan kebotolan kita maka kita di persatukan disini dalam kesejatian yang timbul dari rahsa kita masing masing rahsa sejati yang tak pernah berbohong, tanpa sungkan saya, mas Ngabehi dengan meninggalkan warna masing masing dan ego masing masing memohon dan meminta bro ratna ngasih petunjuk yang simpel dan bertahap alias sedikit sedikit he he he mo minta cara latihan aja mpe panjang begini yah he he he habis bro ratna ini terlalu baik sih minta dikit dikasih segudang lupa kite kite otaknya dah karatan he he he
    Asssssyik oleh olehnya banyak, habis bro kita satu ini keliling muter muter ke berbagai tempat he he he Pergilah anakku doaku menyertaimu semoga engkau selamat dalam perjalanan dan cepat pulang bawa oleh oleh yang banyak, tapi kalo masih sibuk ya oleh oleh nya boleh dikirim duluan gak apa apa he he he
    Love & Peace weeeee nyaaa Broooooo

  30. ratanakumaro said

    Dear KangBoed…,

    Silakan dipelajari artikel2 yang saya petik dari macam2 sumber dan saya posting disini. Silakan dipelajari sendiri. Kita sama2 siswa, dan dalam hal ini berguru pada Sang Budddha ( ingat, Sang Buddha bukan “Tuhan”, bukan pula “nabi”, jadi Beliau adalah “Guru”, “Guru-para-Deva-dan-Manussa” …, so tidak ada salahnya berguru pada Beliau, betul tidakhh?? 😉 )

    Saya bisa saja meringkas. Tetapi, tujuan saya bukan itu. Banyak orang mencari2 pengetahuan tentang meditasi di internet, sehingga ketika mereka menemukan artikel disini, mereka bisa copy-paste dan sunting, lalu mereka pelajari sendiri dirumah ; karena, saya sesungguhnya belum berkapasitas sebagai “Guru” ( ini kalau dalam koridor Buddhisme loh ) . Menjadi Guru setidaknya haruslah sudah seperti Sang Buddha, atau setidaknya seperti para “Savaka-Buddha”, para Arahanta, atau para Ariya ( yang sudah merealisasi kesucian )… , sedangkan saya hanyalah “Putujana”, atau seseorang yang belum benar2 merealisasi kesucian ( kalau sudah , seharusnya saya sudah melepaskan segala hal keduniawian 😉 )

    Demikian mas KangBoed…,
    Oiya, Tulisan2 disini berharga loh! Karena, anda harus beli buku ( dan belum tentu bisa dapet, karena jarang ada di toko2 buku, langka… ) untuk bisa dapet pengetahuan seperti ini, tapi ini sudah saya rangkumkan, petikkan, lalu saya sajikan disini , so tinggal ambil aja, gak perlu daftar / registrasi untuk berlatih / belajar , asik kan ? ( wuih, bahasanya gaul banget en provokatip ya bro ! ), hehe…

    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,
    “Semoga Semua Makhluk Segera Merealisasi Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  31. ratanakumaro said

    #
    @mas Rajaka..,

    buat mbak eh …. mas Ratana

    aku juga idem seperti mas herjuno76, minta oleh2nya dari daerah2 hehehe ….

    kabarnya semoga baik-baik saja, dan semakin tinggi …

    salam,

    Komentar oleh Rajaka | Februari 3, 2009 |

    —————————–
    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Nanti oleh2nya kabar suka-cita, keselamatan , dan kebebasan untuk semua makhluk saja nggih Mas! Hehehehe… 😉

    Maturnuwun sampun kersa paring pitutur di blog kula punika…,

    Nuwun… ,

    “Semoga Semua Makhluk Hidup Segera Merealisasi Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  32. hidayat said

    rahayu
    semalam saja sendirian di tengah hutan, banyak nyamuk mas, yang ada rembulan dan sunyi senyap, suara jengkerik, suara suara aneh, belum lagi suara jatuhnya ketepeng dari codot / kelelawar malam yang mengagetkan, tidur dibawah banyak semut dan ular mau manjat pohon kok enggak enak, hawanya dingin menusuk tulang apalagi hujan begini 😀
    kalau dirasa rasakan , di hutan sendirian itu rasanya juga damai.juga rasanya sudah tidak hidup lagi jauh sana jauh sini, semoga Mas Ratana betah…
    wass wb

  33. hidayat said

    NB: itu kisah saya waktu semedhi di hutan , saya ini bisa saya ceritakan karena mengalami sendiri, yah pertama pikiran menjadi kacau kesana kemari jangan jangan ada hantu. juga pikiran pikiran mulai dari pacar saya yang pertama dan yang kesekian pun sudah lupa sama sekali, tiba tiba ada suara nafas seperti seekor sapi berjalan kesana kemari, nah itulah yang konon orang cerita siluman harimau putih… saya sangat berani waktu itu usia saya sekitar 25 an wah… memang dari pada lari malu-maluin lha wong saya laki laki yang enggak berniat jelek, pikiran saya bagaimanapun saya akan melawan dengan seluruh kekuatan saya , yah akhirnya enggak terjadi apa apa dan pergi sendiri, saya tahu sebenarnya mau semedhi disana dan dia siluman itu mau minta pangku dan saya elus tapi ya karena dia belum kenal, kalau sekarang si Blecky anjing tetangga saya kalau saya main ketempatnya wah pasti disambut minta duduk disamping dan kedua tangannya di taruh dipaha saya kemudian minta dielus. .. mungkin dia tahu saya pernah kenal sama harimau dia jadi iri….

  34. ratanakumaro said

    @Mas Hidayat,
    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih…,

    Iya, pengalaman yang mas Hidayat ceritakan itu benar mas. Eh mas, siluman harimau putih itu kok ada dimana2 ya ? Di semarang, di kuburan “Canthung” ( Tegalsari ), disana juga ada lho mas. Kalau di “Canthung” itu enak mas, kalau ujan bisa ngeyup di makamnya “Mbah Bantar Angin”, disana ada rumah2annya. Itu kuburan juga cukup angker itu mas.

    Eh, Untung waktu itu mas Hidayat gak nangkep si macan putih itu , terus dibawa pulang ya mas! Kalau anda tangkep, bisa2 dicari sama pemerintah, dianggap mengganggu habitat satwa langka! haha-hehe… :))

    Ya itulah, memang berat menjadi seorang petapa-sejati, bukan begitu mas Hidayat ?

    Salam Damai dan Cinta Kasih…,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Segera Merealisasi Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  35. hidayat said

    rahayu…
    sebenarnya ada dimana mana mas Harimau Putih itu,umumnya dipetilasan kuno/leluhur, menurut cerita mereka itu pengawal para raja dan kerabat keraton, mereka dulu berilmu tinggi hingga akhir hayatnya dan matipun setia menunggui makam juraganya. sekitar jam 01.00 s.d jam 02.00 bisa berujud asli seperti hewan yang nyata. sy menganggap itu bukan permusuhan tetapi ya bagian dari perjalanan semedhi, mereka ingin unjuk gigi dan ndereke saja. jadi pertapa tidak seringan yang ada diangan angan benar itu dan saya mengalami sendiri walau beberapa hari. selamat menjalani semoga tetap berbahagia. Kalau dibawa pulang macannya bisa urusan dengan pihak berwajib, sekarang burung nuri kepala hitam dan kakatua saja kalau di pelihara bisa urusannya panjang. 😀
    wass wb

  36. ratanakumaro said

    @Mas Hidayat…,
    Salam Hormat untuk Anda…,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Wuah, terimakasih sharingnya mas, menambah wawasan dan menjadi pembelajaran bagi kami disini. Saya baru denger itu, kalau harimau putih dulunya para pengawal raja dan kerabat keraton, nanti coba tak interogasinya itu si macan putih ; huahahaha…hehe… 😀
    Saya senang mas , mendengar cerita pengalaman anda… , jadi memang benar bahwa menjadi petapa itu sangat berat. Hidup sendiri, jauh dari segala kesenangan, makan juga sulit, cari sendiri, mandi juga susah, be’ol susah ( hihi.. ), semuanya susah…, kalau bisa melewati dan menjalani, serta berhasil mengikis kekotoran batin ( kalau berhasil loh ), pastilah hebat beliau itu! Tapi, jangan sampai tertipu dengan petapa bo’ong2an ya mas, banyak juga, menyepi di hutan, tetapi sampai bertahun2 tetep gak berhasil mengikis kekotoran batin ( keserakahan akan keindriyaan, kemarahan / kebencian, dan kegelapan-batin/kebodohan batin ); luarnya putih, dalamnya peteng-ndhedhet…, hehehe… 😀

    Maturnuwun mas Hidayat…,
    Salam Damai dan Cinta Kasih…,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Merealisasi Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  37. hidayat said

    rahayu
    dalam perjalanan semedhi atau pertapa yang sampai beberapa dalam akan tiba di persimpangan sungai atau pertemuan dua arus sungai menjadi satu (watu gilang), sungai ini ada dimana-mana termasuk dialas ketonggo, dikabupaten saya saja pernah saya temui ada 4 tempat pertemuan 2 sungai seperti itu, tapi umumnya enggak bisa untuk mandi karena dalam, kalau di alas ketonggo sana ya agak dangkalbanyak yang mandi, sebenarnya itu ada artinya berupa simbol, dari berbagai diskusi dengan pelaku pertapa sebenarnya akan ketemu 2 pilihan berupa mahkota emas yang melambangkan rojobrono atau harta karun dan pilihan kedua adalah ilmu yang bermanfaat untuk sesama, disinilah banyak orang terus gagal dan salah pilih
    wass wb

  38. ratanakumaro said

    @Mas Hidayat…,
    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih…,

    Wah, semakin mas Hidayat memaparkan pengalamannya, semakin seru saja nih 😉

    Jadi penasaran dan jadi kepengin tau lebih jauh lagi cerita2 seru lainnya mas… ,

    Ya, itulah, batin selalu diombang-ambingkan pilihan mas, tinggal timbunan karmanya lebih mencukupi kearah yang manakah ia melangkah… ,

    Wa’alaikum salam warrahmatullahi’wabarakatu… ,

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Merealisasi Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  39. herjuno76 said

    Ditempat saya juga ada siluman harimau putih penjaga petilasan Eyang Singo Kromo dan Eyang Singo Drono. Biasanya muncul setiap bulan suro, sehingga kalu bulan suro kampung saya sepi setiap malamnya, tapi ketika listrik sudah masuk, sampai sekarang ini kok saya belum dapat berita tentang orang yang melihat siluman tersebut. O iya itu macan gembong punya julukan “Mbah Kopek” karena saking gemuknya sehingga dagingnya pating gelember.

  40. ratanakumaro said

    @Mas Ngabehi,
    Selamat datang kembali,
    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Karena sangking banyaknya populasi macan putih ini, dan berada dimana2, sepertinya patut dikumpulkan dan dikoleksi dalam satu kandang itu mas , hehehe… 😀 , itung2 membantu pemeerintah melestarikan satwa langka… 8)

    Kalau mas Rajaka, koleksinya macan putih apa widadari2 cantik yang lencir2 ini mas ? :-))

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Merealisasi Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  41. kangBoed said

    Salam Damai dan Peaceeeeeeeee weee
    Bro kalo ketemu macan putih, jangan diceritain taaaaakut, tapi kalo ketemunya bidadari yang cuuaaaaaaantik jelita boleh dong bagi bagi ceritanya siapa tahu entar kepikiran jadi pengen masuk hutan he he he
    Persimpangan aneh ya mas tawarannya selalu sama ya mas mo harta atau mo ilmu tapi saya bilang mo dipikanyaah dipikadeudeuh (dijadikan kesayangan dan yang selalu diingat)
    siapa tahu bidadarinya mo.. he he he
    Otak kotor jauh jauh
    Pikiran jorok nyingkir
    khayalan mesum bablas kabeh
    Bro.. Bro.. gimana perjalanannya menyenangkan, enak mana ama di hutan ketemu bidadari he he he Kuharap hari harimu disana tambah mencerahkan dan sinarmu tambah berkilauan memantul dari dasar jiwamu bias sang surya he he he mo ngomong yang itu entar marah ngambeg

    @ Mas ngabehi
    Jangan harimau putih dong, gunung kidul terkenal dengan ribuan monyetnya yang dipimpin ma Hanoman putih dengan pitaka dan petitnya nyaaang sakti, he he he entar keluar ajian bolo seribu, cilaka tambah gendut wae lapaaaar mah lapaaaaaar sangu sebakul ora cukup bunga sebaskom gak kenyang cilaka bisa bangkrut ya mas he he he Sungguh gagah perkasa si Hanoman Putih salaaaaam ya buat beliau disana he he botol ueeeedan ngomong sakarepne dewek…

    @ Mas Hidayat Salam Kenal nanti kalo mo masuk hutan ajak ajak ya tapi hutan setunggal wae yang banyak pohon jagungnya he he he

    Bro.. Bro asyik ya ternyata aqu baru tahu ngomong disini gak usah dipikirin bablas wae saenakne dewek, tapi cilaka begitu punya waktu senggang jadi ingat terus karo sampeyan kabeh
    Matur Nuwun Bro Ratna yang cuuuuuaaaaeeeeemmmmm

  42. Rajaka said

    loh mas … itu macan putih kan artinya MANis dan CANtik, apalagi ditambah putih …. wah klop deh 😀

    pinginnya sih kenalan dengan syech poeji …. *halah*

    yah itulah mas, mata ini kok ya masih sering kesengsem dengan yang macan putih itu ….. ehm tapi hati ini sudah enggak kok
    hehehe …

  43. ratanakumaro said

    @mas kangBoed ;

    Bro.. Bro asyik ya ternyata aqu baru tahu ngomong disini gak usah dipikirin bablas wae saenakne dewek, tapi cilaka begitu punya waktu senggang jadi ingat terus karo sampeyan kabeh
    Matur Nuwun Bro Ratna yang cuuuuuaaaaeeeeemmmmm
    ———————————-

    Wah, anda ketagihan ngumpul sama temen2 disini ya ?
    😀

    Baguslah, berarti bisa saling berbagi disini,
    Maturnuwun semuanya!

    ————————————

    @mas Rajaka ;

    loh mas … itu macan putih kan artinya MANis dan CANtik, apalagi ditambah putih …. wah klop deh 😀

    pinginnya sih kenalan dengan syech poeji …. *halah*

    —————————-
    Mas, kalau MACAN tuTUL , artinya apa mas ? 😀

    Pengin kenalan sama Syech Poeji biar diberi ilmu aji pengasihan ya mas! hehehehe 😉

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Berhasil Meraih Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  44. kangBoed said

    Brooo kalo jawab tuntas napa yee itu yang dijawab salam penutupnya doang alasannya pasti sibuk deh eh he he he cepet putar otak cari alasan baru,
    ——————————-
    Dear kangBoed,
    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih…,

    Hehe, iya ni, pekerjaan banyak banget, seabreg. Aku auditor Bro, jadi kalau pas audit gini ya cukup menyita waktu, nyuwun pangapunten kalau banyak pertanyaan yang terlewatkan… 8)
    ——————————–
    kita khan pengen tahu kehidupan di hutan selama ini bagaimana, temen sampeyan disana galak galak engga
    ——————————–

    Eh, kalau yang ini, sepertinya lebih menarik kita mendengar dari mas Hidayat, mas Hidayat punya beberapa pengalaman menarik tuh… Mas Hidayat, mangga, di share disini mas, saya juga masih penasaran pengen denger kisah2 lainnya selain siluman “white-tiger” kemarin itu mas… 🙂

    ——————————–
    he he macan tutul yah manis dan cantik tapi tutul tutul lagi kena cacar ya
    ——————————–

    Ealah, kalau giliran yang MA CAN gini2 langsung pada nyaut semua, weleh-weleh-weleh… 😀

    ———————————
    sip broo jawab sekalia broo yang diatas pengen tahu koment sampeyan siip
    ———————————
    Oke, mari kita tunggu kisah2 dari Mas Hidayat…;)
    ———————————
    Peaceeee and Looove
    Damai Sejahtera menyertaimu dimanapun engkau berada he he
    ============================

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    Salam Sejahtera Selalu untuk Anda Semuanya,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Meraih Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  45. hidayat said

    rahayu
    ———————
    Dear Mas Hidayat,
    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih…,

    ———————–
    wah jadi rame blognya tiap hari…
    ———————–
    Pangestunipun mas, ini juga gara2 panjenengan senantiasa hadir disini . Oiya mas, saya mohon dishare lagi dong pengalaman di hutan. Berapa hari mas ? Apa yang mas Hidayat cari disana ? Kesaktian, pusaka , aji2, atau apa ? Lalu, setelah disana, sudah berhasilkah memperoleh yang dicari2 ( tujuan ke hutan itu ). Terus, selama disana ada pengalaman “aneh” apa saja mas ? Mangga mas, kita tunggu kisah menarik dari anda!
    ———————–
    blog keren…
    ———————–
    Maturnuwun mas Hidayat, blog panjenengan juga keren kok…
    ———————-
    macan tutul itu ma can itunya tul, maksudnya hidungnya mentul .. hua he he 😀 🙂
    ———————-
    Walah, mas Hidayat ini ternyata gak boleh dibiarin liat MA CAN yang MENTUL2 *kabur dulu sebelum dihajar mas Hidayat! 😀 🙂 *
    ———————-
    wass wb
    ———————-
    Wa’alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatu… .

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta!”
    ( Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!)

  46. hidayat said

    rahayu
    hal yang menonjol saat sedang berada jauh dari masyarakat / menyendiri, adalah kita mempunyai energi pengasihan yang luar biasa, sebagai seorang yang tidak membawa harta atau makan saja susah sepertinya orang ngelihat kita itu seperti ingin memberikan sesuatu padahal saya sudah mandi dan ganteng menurut saya, hue he he : saya pernah diberikan sepotong roti dan sebatang rokok serta sebungkus nasi, dalam pemikiran seperti itu mungkin seperti menjadi biksu yang tidak punya apa apa segala pikirian saya serahkan kepada tuhan saya tidak akan mencuri lebih baik saya mati kelaparan jika tidak menemukan makanan hari ini atau esok, …
    hasilnya yang lain setelah saya hidup normal seperti sekarang adalah bisa menembus hati seorang pengembara,, merasakan ikut menderita bila melihat pengembara yang lewat dijalan raya,iba melihat yang susah biasanya saya berhenti untuk bercakap sebentar dan menitip salam…
    pengembaraan itu adalah bagian dari proses kehidupan dan menajamkan kepekaan rasa sesama, setelah kembali kita dipanggil oleh bangsa ini untuk berbakti dan bahwa tenaga kita yang produktif masih diharapkan untuk bangsa ini dan masyarakat…bersambung
    wass wb

  47. wira jaka said

    waahhh …. lagi serius nyimak kisah mas Hidayat, tiba2 …. “bersambung”

    berarti mas Hidayat sama mas Ngabehi masih satu hati …. ya itu tadi suka dengan kata … “bersambung”

    yo wis aku kudu sabar menunggu, sambil ndengerin lagi dari peterpan “tak bisakah kau menungguku …..”

    salam,

  48. kangBoed said

    Deaaar Brooo Ratna yang Maniiiis
    ——————————-
    Dear bro kangBoed yang baik… ,
    ——————————-
    Broo penamapkan peyempeuan sampean bener bener tooop bggt
    sampe banyak yang antri begooono, weeeeis allaadallah jangan muncul keetaan eeeh setaaann takuuut kabuuur, he he
    ——————————-
    Perempuan, laki-laki…, t i d a k a d a . . . 😉
    ——————————-
    Sibuk yach broo, eh broo buat ngilangin sifat penakut kalo lagi semedi ataww lagi meditasi he he he kelihatan penakut si bootol yach gara gara kata temenku kalo ini ketemu ini ketemu itu terus gaib tuh nyata bisa bersentuhan jadi aja seringgg takut bro sda obatnya ngga nich, sampe temanku bilang main ghaib koq takut sama ghaib he eh he ehh bagi dooong obatnya brooo sampeyan khan pernah jadi dokter juga iya khan he he he ma kaciiih
    ——————————-
    bro kangBoed yang baik,

    bagi anda, kan percaya sama adanya Tuhan,
    Nah, serahkan saja semuanya pada Tuhan… ,
    Itu bisa jadi salah satu obat mujarab… ,

    Kalau belum bisa ‘sembuh’ rasa takutnya, ini tips dari saya :
    1. Lakukan meditasi METTA ( Skt. = Maitri ) ; pancarkan cinta-kasih ke semua makhluk, apapun juga. Pancarkan cinta kasih ke seluruh penjuru alam semesta, uncarkan :”Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia, Semoga Semua Makhluk Hidup mampu Meraih Kesejahteraan dan dapat Mempertahankan kesejahteraannya itu”. Jika anda merasa ada kehadiran “sesosok”, dan anda merasa ketakutan, uncarkan seperti kalimat diatas, kata “semua” diganti dengan kata “anda”.
    2. Renungkan semua jasa2 baik yang pernah anda lakukan , entah dalam bentuk berdana, menolong orang yang membutuhkan pertolongan, moralitas / SILA yang telah anda latih sekian lama, dan lain2 hal. Semua jasa2 baik itu adalah pelindung kita dari semua mara bahaya.
    3. Bagi saya pribadi, saya sering merenungkan Sang Buddha , para Arahanta, dan seluruh Ariya Sangha ( Pesamuan para Bhikkhu , sejak masa Sang Buddha Gotama, maupun Ariya Sangha sejak para Buddha sebelumnya ). Merenungkan ,bahwa Beliau2-pun menempuh jalan yang sama ( samadhi ), di tempat2 yang ( dalam bahasa kita ) “angker” ( seperti hutan, kuburan, dan rumah2 kosong ), dan Beliau2 semua telah berhasil menaklukkan semuanya serta berhasil mencapai Pencerahan-Sempurna. Dengan begini, batin kita menjadi tenang, bahwa kita sedang menempuh jalan yang telah ditempuh oleh para Ariya, dan kita adalah salah satu murid / siswa dari para Ariya tersebut.

    Mungkin itu beberapa tips yang patut dicoba… 😉

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!”

  49. hidayat said

    rahayu….
    benar Mas, memang kalau ingin tahu hal ghoib erat hubungannya dengan dunia hantu, sebaiknya bisa latihan mengusir rasa takut di samping karena tekat meraih cita cita yang kuat , latihan itu misalnya berjalan dibelakang rumah, dipersawahan, dibelakang gedung yang sepi seminggu 2 kali. bisa saja terjadi dan berhasil…misal bukan olah ragawan pun kalau rajin melatih otot tubuhnya juga bisa jadi kuat.
    wass wb

  50. hidayat said

    nb: kalau tiba tiba hantu muncul baiknya lari saja, tapi ulangi lagi lagi dan lagi, lama lama anda marah dan berani sama hantu hantu itu jadinya mereka sendiri yang tidak mau tampil…

  51. Ngabehi said

    Maaf mas hidayat, kalu bicara soal hantu kaya’nya tidak sesederhana pengertian yang berkembang ditengah masyarakat. Bagi saya itu agak rumit, karena kadang2 yang kita lihat itu bisa kecampuran halusinasi, image yang sudah terekam kita sejak kecil, atau kejadian2 masa lalu yang direkam oleh alam. Saya sendiri pernah beberapa kali ketemu hantu (saya lebih sreg menyebutnya fenomena aneh)yang berupa wujut ataupun suara, diantaranya ular yang sangat besar dan manusia setinggi rumah. Namun saya sendiri belum yakin kalu itu wujud asli sang hantu, jangan2 yang saya saksikan itu hanya halusinasi saya,atau sesuatu keyakinan yang terbangun di daerah tersebut hingga mewujud secarak fisik (sosok), bisa juga itu nafsu2 saya yang termatrialkan, he he
    waktu itu saya menyaksikannya dengan mata daging, jadi kesimpulan saya hantu itu ada kalu kita bilang ada, dan tidak ada kalu kita bilang tidak ada…..tapi tidak hanya di bibir lho melainkan mengucapkannya denagan hati. Justru saya paling takut ama hantu jadi jadian, misalnya ayam jadi jadian, siluman buaya darat, dll.
    rahayu

  52. hidayat said

    rahayu…
    @Mas Ngabehi, memang ada fenomena energi yang membentuk suatu bayangan maya itu sebenarnya lemparan energi kepercayaan manusia, misalnya ada pohon beringin jauh dari pemukiman, suatu saat menampakkan sosok pada orang kemudian orang yang ditampakin ini bercerita dan ada orang lagi yang ditampakin, akhirnya banyak orang desa itu secara tidak sengaja melempari “energi prasangka” yang semakin lama semakin besar, dan makin angker saja energi ini dimanfaatkan oleh jin dan sejenisnya untuk proyek proyek tertentu misalnya untuk menakuti orang sehingga kecelakaan, perlindungan, kekayaan dll.
    jadi ada kaset CD nya juga ada Playernya..bagaimanapun para jin ini ya juga player nya, dan energi prasangkanya manusia itu CDnya …tetap ada proyek yaitu menampakkan kemudian menipu dan dipuja yang akhirnya menjadikan tumbal, pemuja dibunuh dan di jadikan para babu dan pengawalnya… saya mendengar sendiri ucapan dari para sombong pemangsa manusia itu, bagi saya mereka mahluk yang tidak bisa diajak berunding..
    ada pengalaman masa kecil waktu nyuri tebu, teman saya lari terbirit birit melihat orang setinggi sepuluh meter, saya ikut lari padahal enggak lihat sama sekali…
    kalau lagunya “yang keluar siang namanya ayam beneran, yang keluar malam namanya ayam jadian, ayam bermacam macam ayam… farid harja alm.” 😀
    wass wb

  53. ratanakumaro said

    Dear mas kangBoed,
    Dear mas Hidayat,
    Diar mas Ngabehi,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Makhluk halus ( baik yang baik ( dewa2 ), maupun yang tidak-baik ( hantu2, Peta, Asura ) ; “Adakah mereka ? Bisakah dilihat ? Berhalusinasikah kita ?”. Pertanyaan2 ini menarik juga untuk dijawab, meskipun sesungguhnya tidak berkaitan bagi perkembangan spiritual ( dalam mengikis Lobha ( keserakahan akan keindriyaan ), Dosa ( Kemarahan/Kebencian ), dan Moha ( Kegelapan Batin ; Batin yang tanpa “Panna” , batin yang tidak bijaksana dalam memandang dunia ).

    1. Pendapat Mas Ngabehi ( sepertinya senada dengan pendapat blog tetangga juga ) ada benarnya ; yaitu bahwa, seringkali manusia dihantui rasa takutnya sendiri, sehingga sebenarnya tidak terjadi apa2, tapi sudah merasa ketakutan sendiri, lalu muncullah halusinasi. Seakan-akan melihat pocong , gandaruwo, dan lain2. Ini memang benar.
    2. Pendapat yang mengatakan bahwa , sebenarnya yang ada adalah “energi” , ada benarnya, tapi juga ada salahnya. Benarnya, yaitu bahwa memang ketika seseorang belum bisa melihat “wujud”-nya, maka yang terasa adalah energinya. Ini yang kemudian orang akan merasakah, ” disini sepertinya “singup” “, atau, ” tiba2 kok terasa aneh”, atau , “tiba2 kok bulu romaku berdiri”. “RASA-SEJATI-ku menyatakan adanya kehadiran suatu pribadi / kadhang-halus”.

    Perkenankan saya memberikan pendapat, mohon dikoreksi bila ada kekeliruan dalam pengutaraan saya _/\_

    Sebenarnya, adakah mereka ? Jawabannya : ADA.
    Bisakah mereka dilihat ? Jawabannya : BISA.
    Berhalusinasikah kita saat melihat mereka ? Jawabannya, bisa : YA , bisa : TIDAK.

    Mereka ada dimana-mana. Terutama makhluk “Peta” ( Dulu saya sudah pernah membahas hal ini ), mereka hidup satu alam dengan manusia, hanya dalam dimensi yang “beda-tipis” dengan manusia. Sehingga, mereka terkadang bisa dilihat, terkadang tidak bisa. Terkadang menampakkan diri, terkadang tidak.

    Nah, berhalusinasikah kita saat melihatnya ? Tergantung.

    Jika yang melihat adalah seseorang yang belum mempunyai “stabilitas” batin ( batin saya ibaratkan semacam pemancar radio dan gelombangnya ), maka , ia sangat dimungkinkan berhalusinasi. Seseorang yang tidak “stabil” batinnya, dicekam rasa ketakutan yang berlebihan, sehingga, ketika disuatu rumah kosong, di taman pada waktu gelap malam, di kuburan, dan lain2 tempat yang ia anggap “angker”, ia akan mulai berhalusinasi, muncullah gambaran2 yang berasal dari batinnya sendiri.

    Tapi, jika yang melihat adalah seseorang yang telah memiliki tingkat konsentrasi setara Jhana I, maka itu nyata. Apalagi bagi seseorang yang telah berhasil mencapai Jhana IV, itu sangat jelas dan nyata.

    Mengapa seseorang yang telah mencapai Jhana, dikatakan melihat hal itu dengan nyata ? Karena, Jhana diraih saat seseorang telah berhasil mengendapkan semua gejolak batin ; rasa sedih, takut, susah, marah, dan semua emosi2 yang ada di dalam diri. Kondisi batin saat itu telah sangat “tenang”, terbebas dari semua perasaan termasuk rasa takut itu sendiri. Disaat melihat, ia tidak akan lari terbirit-birit, ia akan : t e n a n g , d a m a i.

    Di saat mendengar “suara”, ia akan : t e n a n g , d a m a i , s e i m b a n g batinnya. Dan ia akan mampu melihat, tidak hanya ditempat ia berada, namun disegala arah mata memandang, di manapun tujuan yang ia mau ( meski terpisah ruang dan waktu ).

    Namun, mengapa ada juga orang yang tiba2 di”weruhi” ? Apakah berarti ia telah mencapai Jhana ? Atau itu halusinasi ? Bukan juga.

    Ada pula seseorang yang sedang mencapai ketenangan ( setara upacara samadhi ; baca ulasannya di halaman “samadhi” ), tiba2 di”weruh”i. Ia akan kaget, “benar, apa tidak ? ” , “Apa itu ? “, dan lain2 sebagainya. Contoh kejadian seperti ini, misalnya ketika orang sedang berkonsentrasi bekerja, ibu2 yang sedang berkonsentrasi memasak, pembantu yang sedang berkonsentrasi mencuci baju, menyeterika, seseorang yang sedang bermeditasi pada tahap awal, seseorang yang sedang berdzikir, berdoa, dan lain2 sebagainya. Tapi, apakah itu tadi bukan halusinasi ? Di saat kondisi seperti ini memang susah dinyatakan dengan pasti, karena, mereka yang mengalami ini , mengalaminya dalam keadaan antara “sadar” dan “tidak”. Sadar, artinya ia sadar ia sedang melakukan sesuatu pekerjaan dan berkonsentrasi, “tidak”, karena ia tidak mengetahui bahwa ia sedang berada dalam gelombang otak “Alpha”, saat seseorang sedang memasuki tahap awal dari “ketenangan”, dan seseorang yang “tidak-sadar” akan kondisi seperti ini, akan segera menarik diri ( mengembalikan gelombang otaknya ) ke posisi frekuensi “Betha”, yaitu gelombang otak manusia pada kondisi keseharian. Atau juga, ia dikatakan “tidak sadar”, karena, bahwa ia baru sekedar di tataran gelombang “Alpha”, tetapi sudah merasa di tataran tingkat spiritual yang “tinggi”, padahal sesungguhnya, ia belum juga mencapai “Theta” ( Jhana ) , sehingga ia keliru mempersepsikan penglihatannya yang masih “kasar” sebagai penglihatan yang “sejati”.

    Sekilas mari kita bahas mengenai tataran pemusatan-perhatian / ketenangan. Umumnya orang , mempunyai tingkat pencapaian konsentrasi ( samadhi ) adalah pada tahap “upacara-samadhi” ini, sehingga, yang menjadi kuat adalah “INTUISI”-nya ; atau : “SUARA-HATI-NURANI”, atau ; “RASA”-nya.

    Sedangkan seseorang yang telah mencapai Jhana, menembus jauh lebih dalam lagi. Jika tidak percaya,silakan dibuktikan sendiri ( jika karma2 baik mencukupi, paramitha mencukupi, seseorang bisa mencapai Jhana ) .

    Diskusi saya dengan kangBoed ( juga artikel2 tentang “samadhi” ) agaknya sudah cukup memberikan gambaran mengenai tahap2 pencapaian Jhana. Jhana lebih dalam dari “konsentrasi permulaan”, “piti” dan “sukha” disaat seseorang masih pada step upacara-samadhi ( piti dan sukha ini yaitu perasaan2 seperti timbulnya gambaran batin “wara-wiri” / “sliwar-sliwer” yang berwarna-warni, lalu timbul perasaan suka, terkadang gemetar, seperti seolah ketemu Tuhan, seolah tersedot masuk kedalam arus pusaran energi, seolah tubuh melayang ( atau memang melayang beneran ), dan lain2 ; silakan baca halaman “samadhi” ). Konsentrasi permulaan, Piti dan sukha adalah faktor2 dari kelima faktor Jhana pertama, tapi bukan Jhana itu sendiri. Di saat seseorang sudah melatih konsentrasi pada satu objek ( misal, nyala api lilin, seperti pelajaran meditasi pada umumnya sekolah2 meditasi ), dan kemudian mampu berkonsentrasi selama beberapa saat lamanya dan memperoleh piti dan sukha, maka hasilnya memang INTUISInya akan menjadi lebih kuat daripada yang belum mencapai kondisi tersebut. Namun jangan diartikan ini sudah mencapai “dibbacakkhu” ( kekuatan mata-batin / “mata-dewa” ), karena, ini hanya sekedar “INTUISI”, “SUARA-HATI-NURANI” atau bahasa gaul masyarakat kebatinan : “RASA”.

    CIRI-CIRI MAKHLUK HALUS :
    Menurut pengalaman saya, badan dari makhluk halus ini tidak se-material badan manusia atau hewan. Artinya, ia kurang-lebih seperti “hologram”, atau mungkin disebut “badan-astral”, sehingga tidak se-nyata benda2 dan wujud2 makhluk dunia manusia, meskipun unsur2 penyusun tubuhnya tetap saja sama, terdiri dari keempat unsur alam semesta.

    Untuk makhluk yang baik ( dewa ), maka ia akan bercahaya cemerlang, putih bersinar. Jika kita menciumi baunya, ia berbau wangi. Tubuhnya , sekali lagi, transparan, seperti hologram, atau “astral”.

    Untuk makhluk yang tidak baik ( hantu ), maka ia tidak bercahaya, kusam, dan penampakannya memang “menyeramkan” . Mereka mempunyai penampakan begini, sesungguhnya justru patut dikasihani , karena karma buruknya, mereka terlahir seperti itu, mempunyai wujud fisik ( RUPA ) yang tidak menyenangkan.

    CONTOH2 :
    1. Di acara “DUNIA-LAIN” ; pernah suatu ketika peserta uji nyali di suruh duduk di pasir pantai “SEGARA-KIDUL” ditemani obor-bambu. Lalu, setelah berapa puluh menit berjalan, di tengah laut ada sesosok-orang, mengenakan jubah putih persis seorang “BRAHMANA”, berambut putih pula terikat di kepala, berjalan di atas air selama 7 detik-an, lalu lenyap. Ini adalah contoh dari makhluk DEWA.
    2. Di acara “DUNIA-LAIN” ; pernah seseorang di suruh duduk di dalam kuburan yang dikenal angker, lalu tanpa ia ketahui, di sebelah kirinya tengah berdiri sesosok makhluk, bercahaya putih cemerlang, berpakaian putih-putih pula. Ini masih termasuk kategori makhluk halus yang baik ( dewa ).
    3. Di acara “DUNIA-LAIN” ; pernah seorang BULE ( orang luar-negeri ) disuruh duduk di tepi danau . Lalu ia mengambil sikap meditasi dengan tenang, setelah setengah jam berlalu, tiba2 di danau itu berdiri sesosok makhluk, berpakaian putih2 pula, bercahaya cemerlang. Mereka saling pandang, saling menatap, si Bule tidak takut dan tidak lari terbirit-birit, malah menikmati pemandangan itu. Di akhir acara ia menyatakan senang merasakan pengalaman seperti itu tadi, dan membuktikan adanya “wujud” makhluk halus. makhluk halus yang ini juga masih termasuk makhluk yang baik ( dewa ).
    4. Di acara “DUNIA-LAIN” pula, di LAWANG SEWU. Pernah seseorang berpakaian muslim disuruh duduk di salah satu lorong di lawang sewu. Lalu ia berdzikir dengan keras, tak selang berapa lama, muncul penampakan makhluk berambut hitam panjang, berpakaian putih, dengan muka pucat. Sebelumnya didahului suara, ” MASSS…TOLOOOONNNNG MASSSS…. TOLOOOOONNNNNGGGG….!” Lalu si mas muslim ini ketakutan dan minta acara dihentikan, minta mas Harry Pantja untuk datang… . Makhluk itu menampakkan diri cukup lama, mungkin sekitar 15-20 detik. lalu setelah lampu dinyalakan, makhluk itu melenyap.

    PENGALAMAN PRIBADI :

    Pertama kali saya melihat waktu usia 4 tahunan. Waktu itu justru saya belum mengenal konsep “SETAN” sama sekali, dan pengalaman itu semakin banyak hingga sekarang. Tapi gak usah saya ceritakan disini , saya kira pengalaman orang lain lebih menarik diperhatikan ( semacam pengalaman peserta uji-nyali di “dunia lain” ).

    Contoh terdekat, kakak saya laki-laki, yang nomer dua ( kelahiran 1970 ), dulu ketika masih kanak2, selalu di”intervensi” sama penunggu dirumah kami di kawasan “PESAREAN-CANTHUNG , TEGALSARI”. Setiap maghrib menjelang, ia ( dalam bahasa orang2 umum adalah “KELEBON”, “KERASUKAN”. Namun sesunggunya peristiwanya tidak begitu, hanya semacam tumpang-tindih frekuensi gelombang saja )sudah menjadi orang yang berbeda. Maunya ditinggal sendirian di kamar belakang, dan minta di kunci, minta lampu dimatikan, tidak ada yang boleh masuk. Jika sudah kelebon seperti itu , suaranya jadi berubah, tidak suaranya sendiri lagi. Pernah dimintakan syarat ke “orang-pintar”, diberi beberapa syarat dan sebuah kaca, disuruh diletakkan di bawah tempat tidur tanpa sepengetahuan kakak saya ; di sore hari saat ia mulai “kemasukan”, ia marah2, marah sangat hebat, tau adanya benda2 tersebut dikamar. Setelah benda itu dihilangkan, kemarahannya reda, dan ia melanjutkan kebiasaanya; suara berubah, minta ditinggal sendirian, minta lampu dimatikan, pintu dikunci, tidak ada yang boleh masuk.

    Penunggu yang “merasuki” itu tinggalnya di kamar mandi kami, setiap malam jam 12 atau pagi subuh2 selalu mandi”BYURR…BYURRR… “. Keluarga kami sudah terbiasa dengan dia. Karena, ia sering menampakkan diri, dan keluarga kami sudah familiar, sehingga tidak takut lagi, malah bisa diajak ngobrol. Hal2 yang sering ia lakukan , misalnya : menampakkan pergelangan tangan hingga telapak tangan dan jari2nya, lalu memutar dan mematikan bohlam lampu. Kalau dimarahi, di”sentak”, lalu dihidupkan lagi sama dia. Masih sama, menampakan pergelangan tangan itu, lalu jari2nya memainkan “tuner” radio , memutar-mutar gelombang radio. Keluarga kami sering cuma bilang, ” HEEHH..HEEEH.. HAYOO, AJA NAKAL, NGGANGGU WAE!”. Dan lain2 penampakan, kesemuanya dialami dengan santai, karena saking “akrab”nya keluarga kami dengan dia. Bapak ibu, dan lain2 anggot keluarga sudah tidak takut lagi, malah sering ketawa kepingkel-pingkel,”aneh-aneh wae… aya’ aya’ wahe!”.

    Dan, suatu ketika rumah kami itu terbakar, ludes. Tapi yang aneh, kamar mandi, beserta pintunya ( yang terbuat dari triplek ) , beserta seluruh isinya, masih utuh tidak tersentuh api sama sekali. Sampai sekarang tanah rumah keluargaku itu masih ada, dan kamar mandi itu masih berdiri tegak, masih “cantik”, sementara struktur bangunan yang lain sudah ludes.

    Demikian sharing dari saya , mas kangBoed, mas Ngabehi, dan mas Hidayat.

    Berkaitan dengan proses2 meditasi atau dzikir, memang benar, bahwa seseorang kala bermeditasi, atau berdzikir sendirian , seringkali dihantui rasa ketakutan, cemas, was-was.

    Tau mengapa ? Karena , manusia sudah terbiasa dengan kesenangan indria, seperti telinga sudah biasa mendengar musik, mendengar berita, mendeengar percapakan di televisi. Mata terbiasa melihat yang indah2 ; melihat cahaya lampu, melihat acara2 hiburan, melihat wajah pasangan hidup yang berseri-seri ( kalau pas tidak marah, kalau gak dikasih duit juga jadinya “nglumpuk-ning-tengah”, mbesengut, hehehe… 🙂 ). Nah, ketika kita bermeditasi, atau berdzikir, kita mulai melepaskan dari itu semua, tinggal kita sendiri, sunyi, gelap, hening. Disaat itulah ketakutan2 dan rasa was2 mulai bermunculan. Itulah batin seseorang yang masih belum terbiasa bermeditasi. Lalu mulai tenang, mulai timbul piti dan sukha, mulai bisa memusatkan perhatian cukup lama, itulah Upacara-samadhi, dan seterusnya, dan seterusnya.

    Maturnuwun, mohon dikoreksi bila ada kesalahan. Bila ada yang tidak berkenan, mohon maaf, karena kita semua disini sebenarnya saling sharing saja, saling mengisi pemahaman.

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!”

  54. ratanakumaro said

    Salam Damai dan Cinta Kasih…,

    Mohon para rawuh sudi memberikan penjelasan lanjutan. Mas Hidayat, mas Ngabehi, dan saya , sudah saling memberi penjelasan. Mungkin bisa menambahkan lagi, bila ada kekurangan. Karena, pengalaman saya juga belum jauh, masih sebatas itu-itu saja. Mungkin ada yang pernah sampai menangkap Jin / makhluk halus ? Saya malah belum pernah. Sumangga, dipun share disini.

    Pengalaman mas Sabdalangit juga menarik dan syarat tambahan pengetahuan bagi kita semua ( baru saja saya baca, dan sangat menarik, menurut saya… .)

    Nuwun…,

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    Semoga Semua Makhluk Hidup dalam Damai dan Cinta Kasih,
    Damai…Damai…Damai… .

  55. Mas Ratana
    Ki Ngabehi
    Mas Hidayat
    Adimas kanged
    semoga selalu diberkahi Gusti Ingkang Akarya Jagad

    Perkenankan saya sedikit berbagi pengalaman selama berkunjung ke Grand Palace, dan Kuil Wat Po yg sangat terkenal krn terdapat patung Buddha rebahan sepanjang +- 25 meter, tinggi kepala 7 meter-an. Dan keseluruhanya terbuat dari emas murni.

    saat sy di kuil Wat Po, terlebih dahulu “uluk salam” ….swaadikha…dan beberapa sosok “bayangan” Bhikku tiba2 tampak berjajar di hadapan sy memberikan pertanda sambutan kedatangan. Sy pun sebisanya bahasa sana; menghaturkan terimakasih sdh diperkenan masuk ke dalam bangunan besar berisi Buddha Emas, …khoopun jkhap..!!

    di dalam gedung, tepat di depan altar sy dan istri memberikan doa agar supaya arwah para leluhur diberikan tempat kemuliaan sejati di dalam alam kesejatian. dan keluhuran budi sewaktu hidup dapat “lumuntur” ke siapapun. tak lupa kami mohon doa-restu agar Tuhan selalu memberikan keselamatan, berkah dan anugrah.
    Belum lagi kami selesai berdoa, “sosok bayangan” Bhikku tertua, tampak mengulurkan tangannya, dan serta merta sy sambut dengan penuh rasa hormat. Beliau ternyata memberikan suatu “energi” yg cukup dahsyat berkilau warna hijau-keperakan.

    selesai dari kuil Wat Po kami berkunjung ke Grand palace tempat Raja Agung Bhummibol. Bukan disambut oleh pegawai kerajaan, tapi lagi2 oleh para leluhur yg ternyata banyak berkumpul (tinggal) di Grand Palace. Kebetulan kami disertai leluhur kami, eyang Gusti Putri, yg telah memakai pakaian kebesaran kraton, sama2 menghaturkan salam sembah dan hormat. tak lama di sana kami kembali ke pattaya. hingga esok hari kami pulang ke jkt langsung menuju jogja. dua hari yg lalu, kami sedang melintasi outer ringroad jogja, semerbak bau dupa wangi tersambar hidung sy. istri sy teriak sambil menghaturkan tanda salam hormat. ternyata benar saja, kami lihat sosok Bhikku yg tempo hari memberikan sesuatu itu nun jauh di Bangkok. Dan berkata-kata dalam bahasa yg tdk kami kuasai, tapi sepertinya sekedar tegur sapa dan doa-restu. kejadian berlangsung 5 menit hingga Bhikku itu memberikan salam hormat pamit dan seketika lenyap. Ternyata, Bhikku tadi habis melakukan lawatan balik ke kraton Mangkunegaran.

    nah, itulah gambaran orang2 yg mendapatkan “KAMULYAN SEJATI” di dalam alam kajaten, kehidupan yg sejati setelah sukma sejati lepas dari penjara jasad. setelah ajal tiba. adalah fenomena kehidupan yg jauh lebih mulia dan enak daripada di dunia fana ini, khusus bagi siapapun yg mendapat kamulyan, sukur2 kamulyan sejati.

    Sungguh indah, di dalam alam kajaten tiada lagi “warna dan ragam pakaian” (…ageming aji) yg ada adalah unversalitas Zat yg Maha Tinggi, Maha Mulya, Maha Lestari.
    Sayang sekali, manusia sering bertengkar gara-gara berbeda “ageming aji”.
    Tuhan tidaklah primordial, rasis, entosentris, puritan, hipokrit. Krn Tuhan Maha Luas tak terbatas.

    salam sejati
    rahayu

  56. sugimo said

    Yth, Saudara-Saudaraku,

    @sabdalangit

    Hormat saya kagem Pajenengan,
    Hormat saya kagem Leluhur Panjenengan,

    Suatu pengalaman yang indah dan sejuk yang hanya dapat lahir dari suatu proses panjang perjalanan spiritual Panjenengan, sehingga pengalaman dimaksud penuh dengan pesan-pesan kebijakan universal.

    Semoga Panjenengan berbahagia.
    Semoga seluruh makhluk berbahagia, mencapai pencerahan dan kebenaran sempurna.

    Maturnuwun

  57. kangBoed said

    Bro Ratna apa khabar nih sekarang lagi dimana he he he sepi ya gak ada yang ketawa ketiwi hehehehehehe
    botol kosong cerewetnya engga ilang ilang bro malah tambah cerewet engga ketulungan ma kasih ya bro atas tips menghadapi hantunya tapi sumpeh lhooo saya lebih takuuuut ketemu sampeyan guaaaaanaas sih he he he jangan cemberut senyum khan lebih berkilauan hehehe
    Buat Kang Mas Sabda Langit sembah bakti dari adhimasmu pantesan sepulang dari thailand sinarnya wuiiih apiiik tenaan tambah guanteng aja he he he sayang engga mampir ke Bandung Kang Mas, sibuk yah. Saya sangat setuju dan mendukung 1.000% pandangan sampeyan diatas, yah itulah tujuan kita menemukan kesejatian, karena yang sejati itu ternyata tak berwarna tak berupa, biarlah perjalanan ini masing masing membawa warna warna yang berbeda beda berkelir kelir rupa rupa warnanya, merah kuning kelabu hijau muda dan biru eh salaaah itu sih balonku he he he tapi ketika kelima balonnya pecah jadi tinggal apa yaaaa, ketika masing masing bisa melewati dogma dan ritualitas maka jadi kosoooooong tanpa warna tanpa suara, dan akhirnya bias sinar sang surya yang kemilau telah bersinar dari lubuk dasar hatinya yang terdalam, bias sinarNYA meliputi segala kehadirannya sungguh luar biasa ya Kang Mas Sabda Langit luarrrr biasaaa Kamulyaan Sejati mungkin itu maksud Kang Mas Sabda Langit yaaaa he he botol kosooong sook tahu ya sorrry adhimas kan banyak salaaah he he he terutama ama broooo Ratna sering dicubitin mpe meringis tuuuh tapi kangen ya broooo
    Salam Damai dan Kasih Sayang
    Peaceee and Looooooove
    Botol kosong melongo

  58. ratanakumaro said

    Dear all brothers and sisters…,
    Selamat datang Bapak Sugimo,
    Selamat datang mas Sabdalangit,
    Selamat datang mas kangBoed,
    Selamat datang semuanya… ,
    Salam Hormat untuk anda semua…,
    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,

    Silakan, pinarak, nglaras rasa disini…
    Silakan dicicipi hidangan yang sudah ada… 😉

    “Semoga Semua Makhluk Telah Tiba saatnya Merealisasi Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati… “

    Salam Damai dan Cinta Kasih… .

  59. kangBoed said

    Dear bro Ratna Kumara
    Kangeeeeeen yah brooooo, enggak ada yang ngajak canda tawa seperti anak kecil engga punya dosaaa, ngomong ma kentutnya engga pernah dipikirin hehehehe namanya juga botol kosong tempatnya dimaklumin ma orang yang pinter iya khan jadi itulah kelebihannya digodain ma ayeeee he he he
    Mana ayam goreng sama pepes ikan asin terinya mas koo engga ada niiih sampeyan entu gimana tamu datang engga disuguhin mana lagi lapeeeer lagi nih mentang mentang tamunya datang enggak di undang pulang enggak dianter hehehehe nah gicuuu kalo senyuuuum khan manis juga sampeyaaan entu kayak penampakan ehehehe salah brooo brooo mana Raden mas Ngabehi kok ngilang yaaa lagi masuk gua kali yaaaa jangan jangan di makan macan putihnya mas Hidayat tuuuh sampeyan cari dong masuk hutan khan kasihan hehehe
    awaaaaas kalo jawabannya peliiiiit kayak di atas lagi sariawaaaaan buuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
    Love and Peaceeeeeeeeeeeeee
    botole kosooooooooooooooooong

  60. hidayat said

    rahayu..
    Mas ngabehinya masih mandiin Kyai Slamet
    hue he he he he he he… 😀 :mrgreen:
    wass…

  61. Budi said

    itu warna yg muncul dalam tahap awal melakukan bhawana bukannya letupan dari pikiran,hati dan nafsu2 yg sedang pilah dengan batin?.
    ——————————-
    Dear mas Budi,
    Salam hormat untuk anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih,

    Selamat datang mas…, akhirnya datang lagi 😉

    Perkenankan saya menjawab komentar2 / pertanyaan2 anda 😉

    Nimitta itu bermacam-macam mas.
    Nimitta sinar yang saya gambarkan kepada mas kangBoed adalah nimitta yang muncul bagi meditator yang mengambil kammatthana “Anapanassati” ( memusatkan perhatian pada nafas ).

    Sedang jika kammatthana yang dipakai lain lagi, misal menggunakan Kasina, Asubha, dan lain2nya lagi, maka nimittanya juga akan berbeda.
    ————————————-
    Kalo nimitta itu gambaran,umpama kita mengambil obyek ubun2 untuk dirasakan didalam bhawana kita,lalu tampak jelas terlihat ubun2 kita itu didalam batin,maka itulah yg dinamakan nimita.Jadi sepertinya berbeda dengan visualisasi kan mas?.
    ————————————-

    Sebenarnya ada unsur visualisasi yang berperan.
    Semisal, kita menggunakan objek Pathavi-kasina ( Pathavi ; Pertiwi ( Jawa ) ; Tanah ( Indonesia ) ).

    Disaat kita duduk bersila-sempurna, dengan mata terbuka, memandang Kasina-Mandala dari objek Pathavi, kemudian mencerapnya dan mencerap secara terus-menerus ( vittaka dan vicara ), maka ini tahap awal dari parikamma-nimitta ( nimitta tahap permulaan ).

    Lalu kita menutup mata, berusaha menimbulkan parikamma-nimitta yang sudah kita peroleh ( saat mencerap kasina-mandala ) di dalam batin. Lalu kasina ini ( dalam hal ini “tanah” ) muncul di dalam batin, lengkap dengan cacat-cacat asli ( kasina-dosa ) dari kasina-mandala yang kita buat , maka ini adalah uggaha-nimitta. Nah, sebenarnya disinilah saat pertama kali berperannya unsur visualisasi.

    Setelah itu, nimitta akan semakin menguat, hingga kita bisa benar2 menguasai nimitta tersebut, bisa merubah warna dan ukuran sekehendak hati kita, batin telah mantap, tidak ada dialog dalam hati lagi, hening, tenang, pikiran sepenuhnya terpusat, inilah Pathibhaga-nimitta.
    ———————————-
    Sedangkan patibhaga nimitta itu bukannya ketika nimitta tadi menjadi semakin jernih dan terang,umpama melakukan bhawana dengan obyek titik,lalu tampak terlihat titik kecil putih dan berkembang menjadi seperti bintang yg gemerlapan,dan bisa kita tarik pake krenteg umpamanya masuk ke ubun2 atau ke dahi,itulah patibhaga nimitta,dimana bhawana sudah semakin kuat.
    ———————————-

    Ya mas, pathibhaga nimitta adalah semacam itu. Seperti tadi sudah saya utarakan, nimitta itu bermacam-macam, tergantung apa objek meditasi kita. Coba mas baca masing2 kammatthana ( landasan pokok pemusatan perhatian ), disana sudah ada penjelasan macam2 nimitta yang akan muncul sesuai masing2 kammatthana tersebut.
    ———————————–
    Dan mengenai asubha,itu sepertinya tergantung bawaan kamma2 masa lampau seseorang ya mas?.
    karena bagi seseorang yg mempunya carita cocok dengan obyek tersebut,ketika dia mengambil obyek badan jasmani umpamanya untuk dirasakan terkadang bisa beralihrupa menjadi obyek asubha,dan biasanya kalo enggak kuat,bisa malah menjadi dhamma yg pecah itu,alias kentir.
    Ada itu, kebetulan sahabat,dia ketika melakukan bhawana dan melakukan pengamatan atas 32 bagian tubuh,malah mengalami krisis,dimana selama beberapa waktu makanan itu terlihat bentuknya seperti kotoran manusia he he he……….
    malah ke aharae…..
    ———————————–

    Ya memang seperti itu mas.

    Tujuan dari praktek asubha untuk menghancurkan nafsu-nafsu, “lendir” kemelekatan terhadap keduniawian.
    Dan praktek Ahare-Patikkula-Sanna, akan menimbulkan ketidak-melekatan terhadap makanan.

    Dari situ, tiga akar kejahatan : Lobha ( keserakahan akan keindriyaan ), Dosa ( Kebencian / Kemarahan ), dan Moha ( Kegelapan batin dalam memandang keduniawian ), akan terkikis mas… .

    Kalau kita bisa mengatasi gejolak nafsu kita, maka tidak akan timbul ‘kegilaan’ seperti itu mas. Karena, ‘kegilaan’ itu merupakan manifestasi nafsu-nafsu yang tetap dilekati, dipertahankan oleh sang meditator. Sang meditator tidak rela jika ia lepas dari nafsu-nafsunya, sehingga dari dalam dirinya ‘memberontak’, konflik dengan tujuan meditasi tersebut.

    Bagi rekan2 se-Dhamma, Mohon dikoreksi bila ada kekeliruan dari komentar saya ini… .
    ————————————

    Mohon pencerahannya mas ratana..
    ————————————-
    Sekedar sharing mas, jangan sungkan-sungkan 😉

    Salam Damai dan Cinta Kasih…,
    “Semoga Semua Makhluk telah Tiba Saatnya Meraih Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  62. Budi said

    Mas ratana,bukankah dalam upacara samadhi itu kalo dimana seseorang sempat mengalami luyut dalam waktu beberapa saat,lalu kadang bisa melihat gambaran2/wejangan yg rupa2 bergantung kepada batin sedang kontak dengan apa,karenanya bagi batin yg sudah murni itu malah kadang dalam upacara samaddhinya sudah tidak melihat apapun juga kali yah mas?.
    ———————————
    Dear mas Budi,

    Mas Budi, tergantung pengertian ‘LUYUT’ itu yang bagaimana mas… ,

    Kalau yang saya tangkap dari pemaparan mas, “LUYUT” disini adalah keadaan dimana kita tiba2 berhubungan dengan “seseorang” ( makhluk-halus ) dan mendapatkan wejangan2 darinya.

    Hmm.., begini…,

    Pada tahap Upacara-samadhi, kekuatan batin memang sudah bisa muncul, termasuk “RASA” yang bisa menangkap kehadiran “sesosok” lain, dan “RASA” untuk berkomunikasi ( antara rasa dengan rasa ).

    Namun, sesunggunya, di dalam melatih Jhana, kita tidak boleh menghiraukan itu semua. Meskipun datang “sesosok” yang kita kagumi ( semisal Guru kita yang sudah meninggal ), kita tidak boleh menghiraukan. lagipula, seringkali bisa saja itu halusinasi kita sendiri, karena kekuatan samadhi kita pada tahap ini masih sangat lemah, belum bisa tahu pasti itu ‘benar’ atau ‘salah’.

    ————————————
    Cuma terasa seperti di ayun2?.apa itu termasuk vipassana upakilesa?.
    ————————————
    yah, bisa saja mas, bisa saja itu termasuk vipassana-upakilesa ( kotoran-vipassana ). Kalau dalam latihan Jhana, ya artinya terganggunya pemusatan-perhatian kita pada satu objek oleh objek yang lainnya lagi 😉

    Demikian mas…. ,

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup telah Tiba Saatnya Meraih Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  63. Budi said

    Jhana pertama mungkin itu yg digambarkan dalam kondisi : obyek adalah batin,batin adalah obyek kali yah mas?.
    ————————————–
    Dear mas Budi,
    Iya mas, itu Jhana pertama, saat objek sudah menjadi “batin” itu sendiri, batin sudah berpijak dan mencerap-tercerap objek samadhi… , Hening, tidak ada dialog dalam hati lagi, tidak melamun kemana2, “EKAGGATA”, terpusat… ,

    ————————————-
    Umpamanya kita mengambil parikammabhawana kata2 Buddho yg diiringi dengan keluar masuknya nafas,dimana ketika batin adalah buddho dan buddho adalah batin itu lah jhana.tetapi bukan berarti kita adlaah seorang arahat sammasambuddho kan,tetapi hanay sekedar kalimat buddho bersatu dengan batin kan?.
    ————————————-
    Mmm, begini mas…,

    perkenankan saya memberikan tanggapan atas komentar anda, mohon dikoreksi bila ada kekeliruan 😉

    Saat ‘batin adalah Buddho dan Buddho adalah batin’, itu sesungguhnya baru pada parikamma-bhavana mas.

    Nah, saat memasuki Jhana, sesungguhnya kita sudah tidak membutuhkan “Bud-dho” lagi, karena, saat itu batin sudah terpusat pada gambaran-tercapai ( Pathibhaga-nimitta ) yang berupa bulatan sempurna yang telah mampu kita kuasai, mampu kita ubah2 warna dan ukurannya, hingga mampu menjadi benin, sebening embun 😉

    Kemudian, disaat kita sudah mendapat pathibhaga-nimitta, dan kita mampu mempertahankan pemusatan perhatian pada titik tengah nimitta tersebut selama 3 jam ( ada guru meditasi lain yang menyatakan cukup 2 jam ), itu baru kita masuk Jhana pertama mas… 😉

    Demikian sharing dari saya… ,

    Salam Damai dan Cinta Kasih… .
    “Semoga Semua Makhluk Hidup telah Tiba Saatnya Meraih Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  64. Budi said

    Dan kosongnya akal pikiran,dimana di kepala kita sudah tidka ada lagi getaran apapun,ening,dimama didada kita juga sudah tidak ada getaran apapun,eneng, karena semua getaran sudah mulai kumpul/krama di ubun2,sebagai asal muasal dari semua getaran (pikiran,perasaan dsbnya),dengan kosongnya jhana ke 8 tentu berbeda kan mas?.apa itu sama?.

    Mohon pencerahannya………
    ———————————–
    Dear mas Budi,
    Perkenankan saya memberikan tanggapan atas komentar anda… ,

    Jhana V : Akasanancayatana-Jhana, pencerapan ruang-tanpa-batas
    Jhana VI : Vinnanancayatana-Jhana, pencerapan kesdaran tanpa-batas
    Jhana VII : Akincannayatana-Jhana, pencerapan akan ke-KOSONG-an
    Jhana VIII : Nevasannanasannayatana-Jhana, pencerapan akan pencerapan juga bukan pula pencerapan.

    Jhana V s/d Jhana VIII diatas adalah “ARUPA-JHANA” ( ada versi lain yang menyatakan bahwa Rupa-Jhana adalah Jhana I-V, dan Arupa Jhana adalah Jhana VI-IX , jadi ada sembilan Jhana, ini hanya perbedaan sudut pandang ).

    Nah, terkadang, ada orang yang merasa telah mencapai ke-KOSONG-an, padahal itu sesungguhnya baru sampai pada tahap “Upacara-Samadhi” , atau sampai pada Jhana I.

    Karena, disaat pencapaian batin-tercerap ini, ‘suasana’-nya memang sangat hening, tenang, sunyi, terpusat, dan , se a k a n – a k a n : KOSONG.

    Jadi, tinggal kita yang harus bisa membedakan, ketika dirasa ‘kosong’, itu ‘kosong’ yang bagaimana ? Kosong yang dikarenakan pikiran kita berkelana, atau kosong karena kita merasa ‘kosong’ yang disebabkan oleh dialog batin mulai lenyap dan pikiran terpusat ( upacara atau Jhana pertama ) ?

    Kosong pada Jhana VII hanya bisa dicapai setelah seseorang benar menyelesaikan RUpa-Jhana dan Arupa-Jhana V dan VI.

    Demikian sharing dari saya mas,
    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup telah Tiba Saatnya Meraih Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  65. Budi said

    Dan ngegayuh jhana itu tentunya sukar kali yah mas,bergantung kepada kamma2 lampau yg kuat dan bergantung kepada carita serat watak sifat serta pembawaan lahir seseorang mungkin?.
    ———————————————
    Dear mas Budi…,

    Ada dua golongan makhluk,
    Putthujhana, dan Ariya.

    Putthujhana adalah makhluk2 yang masih terikat oleh kilesa2 ( kekotoran batin ).
    Ariya adalah empat pasang makhluk suci ( sotapanna magga dan phala , sakadagami magga dan phala, anagami magga dan phala, dan arahatta magga dan phala ).

    Dari makhluk putthujhana, yang mampu meraih Jhana adalah makhluk TI-HETUKA, yaitu makhluk yang : A-LOBHA ( tidak terikat dan melekat kepada keserakahan akan keindriyaan ), A-DOSA ( tidak terikat dan melekat pada kemarahan dan kebencian ), dan A-MOHA ( tidak gelap batinnya , bijaksana-batinnya; artinya, mampu menembus semua hakekat dunia ( tidak-kekal, duka, dan tidak-ada “AKU” ), telah mampu menembus dan memahami hukum karma, paticca-samuppada, telah memahami bahwa semua yang hidup akan mati dan senantiasa bertumimbal-lahir, dan lain sebagainya ).

    Terutama, keistimewaan ti-hetuka adalah karena ia telah A-MOHA. Pada makhluk putthujhana yang lain, yaitu dvi-hetuka, mereka sekedar A-LOBHA dan A-DOSA, tapi mereka masih gelap-batin ( batinnya tanpa Panna , tidak mampu menembus hakekat dunia, tidak mampu menembus bekerjanya hukum karma, tilakkhana, paticca-samuppada, dan lain2 ). Makhluk dvi-hetuka, meskipun mereka adalah orang2 baik ( nice-person ), tidak mempunyai prasyarat pengkondisian untuk mencapai Jhana, sebab mereka masih gelap-batin ( MOha ).

    Sedangkan ti-hetuka, batin-nya sudah “terang”, mampu menembus hakekat keduniawian. Dan hanyalah ti-hetuka ini yang memiliki prasyarat pengkondisian untuk meraih Jhana.

    MEMANG, bahwa pencapaian Jhana, dengan demikian sangat ditentukan oleh kamma2 yang diwarisinya, dibentuknya sendiri, termasuk pengembangan kesepuluh-kesempurnaan ( Dasa-Paramitha ).
    ———————————–
    Karenanya bagi mereka yg tidak memiliki kekuatan untuk menggapai jhana2 yg tinggi itu mungkin ada baiknya langsung saja masuk ke vipassana bhawana yah mas setelah bisa menggapai ketenangan yg rada lumayan (kanika samadhi)?.
    ———————————–
    Iya mas.

    Cara mengecek Khanika-samadhi, adalah saat kita sudah memiliki sedikit ketenangan, mampu mempertahankan meski hanya sebentar terhadap satu objek pemusatan perhatian. Pada saat khanika samadhi, memang masih sering muncul dialog hati, sesaat pikiran melayang kesana-kesini, sesaat kemudian kembali lagi menarik batinnya dan memusatkan perhatiannya kembali, ini khanika-samadhi.

    Jika tidak mampu meraih lebih dari itu ( Jhana ), maka sebaiknya kita melakukan vipassana, menyadari, hanya menyadari setiap sensasi ( dominan ) yang timbul. Dan justru vipassana inilah jalan menuju pencerahan, menuju tertembusnya setiap ilusi dunia. Sebab , Jhana hanya mengantar pada ‘kesaktian’ ( atau kemampuan-batin ), tapi jika tidak dilanjutkan dengan vipassana dan mencapai vipassanannana, maka tidak akan mencapai ‘pencerahan’.

    Demikian sharing dari saya mas, mohon dikoreksi bila ada kekeliruan 😉

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup telah Tiba Saatnya Meraih Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  66. Budi said

    Mungkin menggayuh ketenangan itu tidak bisa dipakai cara keras kali yah mas,soalnya biasanya jika pikiran tersu bekerja dan mengejar sesuatu didalam melakukan samadhi,bukankah dada sebelah kiri terasa tegang dan pundak sebelah kiri mesti terangkat ke atas?.
    apa itu akibat karena “angan2″nya main mas?.jadi baiknya bagaimana cara melakukan bhawana yg benar?.
    ———————————-

    “Dhamma indah pada awalnya,
    Indah pada pertengahannya,
    dan Indah pada Akhirnya”

    Artinya, dhamma indah pada awalnya, adalah bahwa Dhamma Sang Buddha menunjukkan pentingnya SILA / moralitas sebagai pijakan awal hidup beragama. Disini batin kita yang ‘liar’ dan tidak terarah, mulai ‘dijinakkan’, dilunakkan, di’suci’-kan. Inilah awal-yang indah dari Dhamma Sang Buddha.

    Dhamma indah pada pertengahannya, karena setelah pada tahap awal ia menjinakkan pikiran2nya yang ‘liar’, ia kemudian memasukik kehidupan samadhi yang hening, memasuki penembusan2 yang sesungguhnya, dan mendapatkan kekuatan (Bala) kesuksesan/pencapaian (samapati) dari samadhi tersebut. Inilah yang disebut pertengahan yang indah dari Dhamma Sang Buddha.

    Dhamma indah pada akhirnya, karena setelah memasuki ‘awal’ dan ‘tengah’ yang indah, ia akan sampai pada akhir yang indah , yaitu : NIBBANA, PENCERAHAN-SEMPURNA , sebagai “Lokuttara-dhamma”.

    Nah, mas Budi, mengingat hal ini, maka memang sebelum memasuki kehidupan samadhi, kita harus pada awal-mulanya menjaga kehidupan SILA kita. Setelah SILA kita terjaga kuat, barulah kita mampu masuk kedalam kehidupan samadhi dan meraih kesuksesan ( samapati ) darinya.

    Jika SILA kita kuat, maka dengan sendirinya samadhi kita akan mencapai sesuai yang seharusnya, tanpa harus mengerahkan pikiran untuk mengejar ini dan itu. Pengerahan pikiran ini yang kemudian banyak membuat timbulnya ketegangan2 otot. 😉

    Demikian mas Budi, sharing dari saya, jika ada kekeliruann mohon koreksinya 😉
    ———————————–

    Maaf nih,banyak bertanya,supaya sedikti mengerti mengenai dhamma he he he……..

    ———————————–

    Walah, kita sama2 belajar mas 😉 , sama2 sebagai “Siswa” 😉

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup telah Tiba Saatnya Meraih Kebenaran dan Kebahagiaan Sejati!”

  67. hidayat said

    rahayu…
    saya sebenarnya tidak pernah mendengar pengajaran dari guru saya bahwa setiap semedhi harus kosong dan tidak mengerti apapun saat dialam ghoib atau kekosongan, tetapi saat berjumpa disuatu tempat ada orang yang memberikan masukan kalau semedhi yang benar adalah kosong dan tidak bertemu siapa siapa, tidak mendapatkan petunjuk, cerita, apalagi wangsit. tentang semedhi yang seperti itu saya sebut “semedhi kosong” .
    Menurut saya semedhi kosong itu bisa berarti 2 kemungkinan:
    1. memang tidak bisa semedhi, banyak pikiran/masalah, tidak punya pamor dan tidak punya wadah atau masih belajar.
    2. memang pelaku semedhi sudah paham betul tentang hal hal ghoib, bicara denga orang ghoib, kewinarahan, sehingga memang tidak menganggap lagi hal hal seperti itu dan punya anggapan “harus dihindari” sudah terlalu bosan dan banyak tahu.

    contoh maksud diatas adalah: seperti orang yang tidak punya uang / harta benda disebabkan karena dua kemungkinan:
    1. karena miskin, malas, tidak mau atau tidak mampu bekerja, tidak punya kemampuan,apes,bangkrut kecelakaan dll.
    2. karena memang sudah punya banyak uang dan harta kemudian tidak menghiraukan harta benda lagi, menuju kosong, kepada tuhan,melatih kepasrahan, melatih rasa kemiskinan, ingin tahu rasanya jadi pengembara dll.

    dmeikian dua kejadian semedhi dan contohnya itu menurut saya.
    wass wb

  68. Budi said

    matur nuwun sanget mas, atas penjelasannya he he he……

  69. Budi said

    ,mas ratana,btw,bukankah orang yg untuk pertama kalinya bisa “bersatu dengan obyek”selama kurang lebih tiga jam lamanya ,itu biasanya keesokan harinya serasa pilah dengan “dirinya yg dulu”,jadi bisa mengakibatkan kehidupan manusiawinya: pekerjaan,berkeluarga,bermasyarakat (jika bukan seorang pertapa/ samanera atau wiku) bisa mengalami kegoncangan dan terganggu selama beberapa waktu tertentu?.

    ———————————–
    Dear Mas Budi,
    Salam Hormat untuk Anda…,

    Iya mas, memang terkadang begitu… ,

    Saya dulu juga pernah begitu, gelombang otak serasa sudah tidak sinkron lagi dengan kehidupan sehari2 yang sudah biasanya saya lakoni.

    Hingga suatu ketika, karena suatu kesadaran bahwa saya masih hidup sebagai ummat-bermasyarakat dahulu, maka akhirnya saya menyesuaikan diri, untuk tetap melakukan aktivitas2 seperti sediakala, sembari tetap “nglakoni” *wuih, bahasanya kok mengerikan ya 😀 :mrgreen: *

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!”

  70. Budi said

    Kapan mau dolanan ke tlatah pasundan nih?.
    Saya tunggu nanti di Vipassana Graha,kebetulan udha lama sekali enggak dolanan juga kesana he he he,dulu pas tahun 1996 man sering kesana…..disana kan ada 2 sumber aliran sungai besar mas,enak buat tempat pacaran he he he……….
    terakir kesana tahun 2000 kalo enggak salah, dan sekarang denger2 sudha dibangun patung 2 gajah putih yg sedang menggenggam roda cokro beruas delapan,hasil sumbangan dari Raja Siam.
    Main lah ke tlatah pasundan……siapa tau ketemu jodohnya disini. hehehe……….

    Salam 😀
    +++++++++++++++++++++++++

    Dear Mas Budi,
    Salam Hormat untuk Anda…,
    Salam Damai dan Cinta kasih…,

    Maturnuwun Mas, atas undangannya, saya merasa mendapat kehormatan 😉

    Iya mas, nanti kalau main ke Bandung, saya kabari.

    Mas Budi, saya gak pacaran atau gak menikah bukan karena gak laku 😉
    Saya bekerja, gaji saya sudah cukup buat menghidupi bini dan anak…, tapi memang saya yang tidak mau, gak ada sebersit minat untuk itu mas, dengan kesadaran karena, hanya akan semakin mengikat saya dalam samsara 😀 :mrgreen:

    Salam Damai dan Cinta Kasih,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!”

  71. Budi said

    he he he,memang manusia yg memilih menghidupi tata kahanan itu sukar untuk berjalan bersamaan dengan menghidupi tata bebrayan yang salah satu normanya adalah pernikahan yg akan membawa kita kepada berbagai macam kebutuhan ini itu.
    Menjadi warga Tata kahanan berarti melepaskan diri dari semua belenggu keterikatan manusiawi sehingga bisa mengada didalam alam kehidupan yg ADA ALAMI,menjadi bagian dan warga alam semesta ini (buddhisatwa),memang sukar untuk dijalani jikalau tidak berani memilih untuk meninggalkan salah satunya.

    Saya juga suatu saat akan emninggalkan kehidupan di dunia ramai ini,mungkin ketika aku berumur 40 tahunan lah,sukur2 jikalau semua kewajiban hidupku sudha tuntas semua,karena jikalau tidak,masalah2 yg belum terselesaikan itu senantiasa cenderung minta di amati dan dituntaskan, sehingga membuat batin dan pikiran senantiasa ketarik kesana kemari,bisa jadi malah percuma jikalau sekarang ini ogut ngotot untuk menjalani pertapaan dhutangga he he he….

    Salam 😀

    PS : pernah denger tantra subuti ga,yg dahulu dilakoni oleh raja2 singhasari dari garis Bunda Ratu ayu ken dedes?.

  72. ratanakumaro said

    Dear Mas Budi,
    Salam Hormat untuk Anda,
    Salam Damai dan Cinta Kasih…,

    Pernah denger sih mas Budi ( tentang tantra subuti ), tapi kurang begitu ngeh 😀 :mrgreen:

    Nyuwun penjelasannya mas, saya tertarik mendengarnya 😉

    Salam Damai dan Cinta Kasih… ,
    “Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia!”

  73. Budi said

    Denger2,lagi di pontianak nih?.main dong sekalian ke Sei Gohong,Tengkiling,Palangkaraya,n coba deh melakukan bhawana disana,mesti kerasa beda 🙂

  74. […] coba baca yang ini : KASINA-BHAVANA RATNA KUMARA __________________ _________________________________________________ Hum Mama Hum Ni So […]

  75. ommm said

    salam

    saya cuma orang bodo yg kebetulan nyasar ke blog ini. kyknya penghuni blog ini org2 sakti semua, “mata”nya bisa melihat kemana2 😀 mohon petunjuknya bro ratana buat milih obyek meditasi yg cocok buat ogut.

  76. indra said

    hallo mas ratna kumaro..

    mau minta dijelasin secara praktis berlatih metode PARICCHINNA-AKASA-KASINA>>

    caranya bagaimana?apakah memperhatikan lubang kunci aau merkam lubang kunci itu dipikiran sambil memejamkan mata kita saat bermeditasi???

  77. Youbuilt some great points there. I do a search within the subject and found most folks will concur with your weblog.

  78. Hello everyone!

    I just wanted to say hi to everyone

    See you

    [URL=http://www.vpnmaster.com – [IMG – http://openvpn.net/archive/openvpn-users/2005-05/pngd55nFojmJX.png%5B/IMG – [/URL –

  79. bhayu said

    salam damai,

    trimakasih atas inspirasinya. dalam hening, berjalan menemukan diri.
    yang dimiliki akan dijauhi untuk tdk mjdi penghalang.

    salam Mas Ratana Kumara.
    salam sejahtera, damai, damai.

  80. Mikeharvey said

    Hello, from Toronto, Canada

    Just a quick hello from as I’m new to the board. I’ve seen some interesting comments so far.

    To be honest I’m new to forums and computers in general 🙂

    Mike

  81. Hello, Is there anybody here?.
    I like ratnakumara.wordpress.com because I learned a lot here. Now it’s time for me to pay back.
    Why I want to post this guide on this of ratnakumara.wordpress.com is to help people solve the same problem.
    Please let me know if it is unacceptable here.
    This is the guide, hope it would help you.

    FLV File Converter(, ) – How to convert FLV files to video formats such as convert FLV files to MPEG, convert FLV files to AVI with FLV File Converter(, )
    How to convert FLV files? How to convert FLV files to MPEG or convert FLV files to AVI file format? With a FLV File Converter(, ) , you’ll do all these with only several simple steps. In this Guide, I will show you how to convert FLV files using Moyea FLV File Converter(, ) step by step.
    Why convert FLV files to MPEG?
    FLV video can’t be play, if you can’t download FLV player. With a FLV converter, convert FLV files to mpeg files, we can play it smoothly. So We find a great FLV file converter for you to convert FLV to MPEG and play it in popular video player.
    Step-by-step Guide: How to convert FLV files to MPEG or AVI using Moyea FLV File Converter(, )
    Step 1: Free download this FLV File Converter(, ) and run it.
    Step 2: Click “Add FLV” button to import your FLV files.
    This FLV file Converter(, ) also supports import FLV files from Folder and from IE Cache.
    Step 3: Click a FLV file and select output folder, output name and output format for it.
    You can also click Settings button to reset some video and audio parameters:
    Step 4: Edit your video. Select a video and press Edit button.
    Here are four tabs: Clip, Effect, Logo and Text.
    Trim and Crop your video :
    Change Effect:
    Add Logo:
    Add Text:
    Step 5: Click “Convert” and “Start” button to start to convert FLV files to MPEG or AVI format.
    Ok, done.
    Introduction of Moyea FLV File Converter(, )
    Moyea FLV File Converter(, ) Pro 2.0 is currently the most cost-effective tool to convert Flash video (FLV) files to common video and audio files. This program can perfectly convert all kinds of FLV files without the installation of any extra codec’s, including On2 VP6 video FLV, H263 video FLV, Nellymoser audio FLV, MP3 audio FLV, and audio-only FLV; and this FLV file converter could output various types of video and audio files, including FLV to MPEG, FLV to AVI, FLV to MPG, FLV to WMV, FLV to MP4, FLV to 3GP, FLV to MOV, FLV to MP3, FLV to FLV, FLV to 3G2, FLV to WMA, FLV to AAC, FLV to DV, etc.
    With Moyea FLV File Converter(, ) Pro 2.0, you can easily convert your FLV files to appropriate files that could be played on your DVD player, PC, iPod, PSP, MP4 player, Zune, cell phones, and other portable devices. Besides conversion, Pro 2.0 version also offers the function to edit your original FLV files. Freely add the image and text as the watermark to protect or highlight your videos. Cut off the unwanted black edges of the video by crop function. In addition, you can trim the video to reduce the length to get the duration you want. In a word, with this FLV file converter, easily edit and convert FLV to other video formats you need!
    Just free download the trial of Moyea FLV files Converter(, ) and try to convert FLV files yourself.

    Resource:
    [url=http://www.topvideoconverter.com/dvd-video-to-apple-tv-suite-mac/]dvd to apple tv converter for mac[/url]
    [url=http://www.topvideoconverter.com/dvd-video-to-iphone-suite-mac/]iphone video converter for mac[/url]
    [url=http://www.totalsofts.com/ipod_converter_transfer.php]download iPod video converter[/url]
    [url=http://www.topvideoconverter.com/dvd-audio-extractor/]DVD Audio Extractor[/url]
    [url=http://www.topvideoconverter.com/dvd-converter/]dvd ripper[/url]

  82. hiya

    great forum lots of lovely people just what i need

    hopefully this is just what im looking for looks like i have a lot to read.

  83. CoolAmp said

    I Like You – Tekbuz.com.

  84. helpful post.

  85. AdanAlieu said

    Joma

  86. TomColesAB said

    Hello All ratnakumara.wordpress.com members,

    After witnessing around ratnakumara.wordpress.com for the few weeks past and receiving the site from the behind I have decide to gather with the crowd..! Am hoping to participate and share my information with you all..

    Many sorry for my speaking as I am not a native english speaker ....

    🙂

  87. I love this site ratnakumara.wordpress.com. Lot of great information. I am Tech guy. I have been a Desktop Technician since 1997 but have tons of other interests. In my spare time… Oh, wait I don’t have any of that (just kidding). Anyways, I have been aware of this website for quite some time and decided to join the community and contribute as well as learn a lot from others. I am excited to get started on the forum and am looking forward to a great journey together. Lots of potential friends and I look forward to meeting many online.

  88. Susantha Upali said

    What is this language?

  89. Bentz Four said

    Mas Ratna, semoga masih aktif, mau tanya kalau saya ingin menggunakan kasina putih(krn saya suka dan kebetulan cocok dengan “carita” saya) baiknya pakai objek apa yah yg benda mati jangan bunga?

    Karena warna putih itukan berbeda beda gradasinya, warna putih bunga Kamboja, Teratai dll berbeda dengan putihnya kain kafan berbeda dengan warna putihnya kertas HVS dst…

    Saya sudah mencoba menggunakan kain lalu pindah ke kertas bahkan lampu neon tapi krn berbeda semua putihnya malah membuat saya kehilangan keyakinan dengan semua objek putih yg saya pilih.

    Please, respon Mas…. Matur Nuwun!

  90. han said

    sekedar berbagi info….visuddhimagga pdf…sudah bisa didownload…..menjelaskan segala jenis meditasi dan kelebihannya…..semoga sesama pertapa kita saling membantu……

Tinggalkan Balasan ke TomColesAB Batalkan balasan